Jakarta (Antara Babel) - Para pakar menyimpulkan bahwa orang yang
berada dalam pernikahan stabil membuat mereka cenderung selamat dari
stroke.
Studi menemukan bahwa memiliki pasangan
untuk merawat saat “sehat dan sakit” meningkatkan peluang kelangsungan
hidup hingga 71 persen.
Sekitar 150.000 orang terkena stroke tiap tahun di Inggris. Seperempatnya meninggal pada tahun yang sama, setengah yang selamat memiliki cacat seumur hidup, termasuk lumpuh, masalah bicara dan perubahan kepribadian.
Sekitar 150.000 orang terkena stroke tiap tahun di Inggris. Seperempatnya meninggal pada tahun yang sama, setengah yang selamat memiliki cacat seumur hidup, termasuk lumpuh, masalah bicara dan perubahan kepribadian.
Di AS, lebih dari 795.000 orang terkena stroke tiap tahun, 130.000 meninggal, satu dari 20 orang.
Sejauh
mana mereka bisa sembuh, dan kemungkinan untuk bertahan hidup dalam
jangka panjang, sangat bergantung pada perawatan yang baik, rehabilitasi
dan dukungan pascastroke.
Para ahli di Duke
University, North Carolina, menduga alasan utama orang yang menikah
cenderung dalam kondisi lebih baik pascastroke adalah karena ada yang
merawat mereka.
Para peneliti melacak 2.351
orang selama rata-rata lima tahun setelah sakit stroke, ternyata mereka
yang menikah dan belum pernah menikah lagi saat stroke punya
kecenderungan 71 persen selamat ketimbang mereka yang lajang.
Namun,
mereka juga menemukan bahwa orang yang pernikahannya tidak harmonis,
atau bercerai, punya kecenderungan lebih kecil untuk bertahan hidup.
Penerjemah: Nanien Yuniar