Pangkalpinang (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia akan mengelola sampah menjadi sumber energi listrik, sebagai bentuk inovatif pemerintah dalam menangani masalah sampah.
"Saat ini Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto sangat konsentrasi dalam mengelola sampah dengan baik," kata Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Rasio Ridho Sani di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto sudah beberapa kali melakukan rapat khusus, bagaimana mengelola 12 persen dari total sampah-sampah plastik ini di Indonesia menjadi sumber energi listrik.
"PLN akan beli listrik bersumber dari pengelolaan sampah ini dan ini akan disupport dari Daya Anagata Nusantara (Danatara)," ujarnya.
Ia menyatakan untuk membangun fasilitas pengelolaan sampah menjadi energi listrik dibutuhkan sampah sebanyak 10.000 ton per hari.
"Kalau Kepulauan Babel sendiri belum termasuk wilayah pembangunan fasilitas pengelolaan sampah menjadi energi listrik ini, karena jumlah sampah yang dihasilkan masih di bawah 10.000 ton per hari," katanya.
Menurut dia fasilitas pengelolaan sampah menjadi energi listrik akan dibangun di daerah yang memiliki penduduk di atas dua juta jiwa, dengan asumsi satu orang penduduk menghasilkan sampah 50 kilogram per hari.
"Jumlah penduduk Bangka Belitung hanya 1,5 juta jiwa dan masih dua juta, jadi daerah ini belum memadai sebagai tempat pembangunan fasilitas pengelolaan sampah menjadi energi listrik ini," katanya.
