Manggar, Babel (ANTARA) - Bupati Belitung Timur Kamarudin Muten mengatakan Tugu 1001 Warung Kopi di pusat Kota Manggar tidak hanya menjadi ikon daerah, akan tetapi juga simbol tradisi ngopi yang mengakar dan mempererat persaudaraan masyarakat setempat.
"Ngopi sudah menjadi kebiasaan masyarakat Manggar. Tugu ini sebagai pengingat bahwa obrolan di warung kopi menghadirkan kehangatan persaudaraan dan keakraban," kata dia di Manggar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Selasa.
Ia menyebutkan tugu yang baru diresmikan tersebut bukan sekadar mempercantik wajah kota, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan dan semangat kebersamaan masyarakat.
"Tugu ini juga menjadi ikon Kota Manggar sekaligus destinasi wisata baru untuk menarik kunjungan wisatawan dari dalam maupun luar daerah," ujarnya.
Selain itu, kawasan tugu difungsikan sebagai ruang terbuka hijau untuk wisata keluarga sekaligus membuka peluang ekonomi bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Keberadaan tugu menjadi daya tarik warga dan kondisi ini dapat dimanfaatkan pelaku UMKM untuk membuka gerai produk ekonomi kreatif," kata Kamarudin.
Perancang Tugu 1001 Warung Kopi, Aditia Gumelar, mengatakan karya tersebut dipersembahkan untuk masyarakat Belitung Timur.
Seniman berasal dari Kabupaten Subang, Jawa Barat itu, mengaku bangga dapat menghadirkan monumen yang sarat nilai budaya dan kearifan lokal.
"Bukan hanya sekadar tugu, tetapi ini simbol dan ciri khas Kota Manggar, di mana masyarakatnya terbiasa berdiskusi dan melahirkan ide besar dari warung kopi," ujarnya.
