Pangkalpinang (ANTARA) - Direktur Utama PT Timah Tbk Restu Widiyantoro menyebutkan perseroannya akan mengoperasikan enam smelter sitaan negara di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 2026, sehingga bisa memberikan manfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat di daerah ini.
"Baru hari ini kita melihat kondisi smelter ini, karena sebelumnya aset sitaan negara ini disegel kejaksaan," kata Restu Widiyantoro usai serah terima smelter timah di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Senin.
Ia mengatakan enam tempat pemurnian timah atau smelter disita negara yang diserahkan kepada PT Timah Tbk untuk dikelola yaitu smelter yang dulunya milik PT Stanindo Inti Perkasa (SIP), CV Venus Inti Perkasa (VIP), PT Menara Cipta Mulia (MCM), PT Tinindo Internusa (Tinindo), PT Sariwiguna Bina Sentosa (SBS) dan PT Refind Bangka Tin (RBT).
"Dalam seminggu ini, kami akan mempelajari dan melihat kondisi fasilitas di smelter ini, selanjutnya baru dilakukan pengelolaan memproduksi balok timah ini," katanya.
Baca juga: Wamenkeu: PT Timah segera kelola enam smelter sitaan negara
Baca juga: Presiden: Mineral ikutan timah sitaan di Babel ratusan triliun
Baca juga: Kemenkeu serahkan smelter timah sitaan negara ke Danantara
Ia menargetkan pengelolaan dan produksi di enam smelter sitaan negara ini akan dilakukan awal 2026, sehingga dapat mendorong peningkatan perekonomian masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
"Untuk saat ini, kita mempersiapkan alat-alat dan fasilitas untuk meningkatkan produksi timah ini," ujarnya.
Ia menyatakan dalam meningkatkan produksi di enam smelter ini, PT Timah telah mengumpulkan sebanyak-banyak pasir timah untuk diolah di perusahaan sitaan negara ini.
"Dengan adanya kunjungan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto hari ini, kami lebih optimis untuk lebih meningkatkan produksi. Apalagi sudah ada smelter-smelter potensial untuk meningkatkan produksi timah di daerah ini," katanya.
