Sungailiat (ANTARA) - SMP Negeri 1 Puding Besar Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berhasil mengembangkan memproduksi pupuk organik atau pupuk kompos "Kompos Spensa Pubes".
Kepala Sekolah SMPN 1 Puding Besar, Revi Narsi di Sungailiat, Jumat, mengatakan pupuk kompos berbahan organik dari daun kering hasil dari kegiatan ektrakulikuler siswa dengan pendampingan guru.
"Meskipun produksi masih terbatas karena faktor sumber daya manusia, namun penjualan produksi karya siswa ini berhasil menembus ibu kota Provinsi Bangka Belitung seperti di Kota Pangkalpinang," jelas dia.
Ia mengatakan keterbatasan sumber daya manusia karena siswa harus fokus belajar di ruang sekolah sehingga produksi masih terbatas serta jangkauan pemasaran belum sampai ke wilayah lebih luas selain Kota Pangkalpinang.
"Pupuk organik dengan satu varian kemasan 2,5 kilogram dijual Rp5.000, harga jual itu terbilang murah sehingga tidak memberatkan pembeli," jelas dia.
Selain berhasil memproduksi pupuk organik, kata Revi Narsi, siswa SMP Negeri 1 Puding Besar mengembangkan makanan olahan stik Pucuk Idat dan keripik Sirih Cina.
"Untuk sementara produk makanan olahan yang masih terbatas produksinya baru di pasarkan di stan UMKM saat ada kegiatan pemerintahan," katanya.
Wakil Bupati Bangka Syahbudin menyambut baik kreatifitas dan inovasi pelajar SMP Negeri 1 Puding Besar dengan harapan kreatifitas siswa dan guru di sekolah ini dapat memotivasi bagi sekolah yang lain.
"Saya sarankan supaya kemasan pupuk kompos itu cantumkan komposisi kandungan unsur hara supaya menjadi daya minta konsumen," kata Wakil Bupati.
Syahbudin mengatakan, melalui Dinas Pangan dan Pertanian akan mencoba membantu memasarkan pupuk organik itu supaya pemasaran lebih banyak dengan jangkauan yang luas.
Diketahui, SMP Negeri 1 Puding Besar berhasil meraih penghargaan Adiwiyata tingkat nasional pada tahun 2024.
