Kelelahan yang mendera setelah melakukan perjalanan panjang dari Jakarta
menuju Padang,Sumatera Barat menjadi terobati saat berhenti dan mampir
di komplek Masjid Imaduddin, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Ibarat perjalanan menempuh padang pasir yang kering kerontang,
keberadaan Masjid Imaduddin bagaikan oase bagi para pelintas yang
menempuh Lintas Barat Sumatera yang membentang sepanjang lebih kurang
1000 km dari Bengkunat, Lampung) sampai Kota Padang.
Dilihat sepintas, sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan masjid
yang berarsitektur rumah tradisional Lampung itu. Yang membedakan
hanyalah adanya kubah kecil di puncak bangunan dengan atap berwarna
merah bata itu.
Memasuki kompleks masjid dengan lahan parkir yang luas dan bersih,
pengunjung disambut dengan keramahan pengurus maupun sesama pengunjung
yang juga sedang beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan panjang.
"Silakan istirahat dulu. Kalau mau mandi di belakang ada kamar
mandi," kata Pak Anas, imam masjid dengan ramah dan bersahabat. Pria
berjenggot berusia sekitar 50-an tahun itu seolah mengerti kebutuhan
pengunjung yang ingin melepas penat dan sekaligus menjalankan ibadah
sholat.
Di pelataran depan masjid, di atas meja sudah tersedia termos air
panas, kopi dan gula. Para pengunjung pun dipersilahkan menikmatinya
secara gratis. Sambil istirahat, pengunjung juga bisa mengecas telepon
selular sebagai persiapan sebelum sebelum melanjutkan perjalanan.
Subhan Adnan, yang mengaku warga Cakung, Jakarta dan hendak menuju
kampung halamannya di Bukittinggi, Sumbar bersama empat anggota
keluarga keluarga, tampak menikmati kopi dan teh sambil lesehan.
Di samping masjid, juga terdapat sebuah kolam dengan ukuran sekitar
100m persegi. Beberapa orang anak laki-laki terdengar berteriak
kegirangan sambil bermain air.
Sumber air yang melimpah dan berasal dari kaki pegunungan membuat
bak kamar mandi tidak pernah berhenti mengalirkan air segar, meski saat
musik kemarau sekalipun.
"Saya belum pernah menemukan tempat istirahat senyaman ini.
Rasanya semangat dan energi saya bangkit lagi untuk melanjutkan
perjalanan jauh," kata Subhan, jebolan Fakultas Ekonomi Universitas
Andalas itu.
Menurut Pak Anas yang didampingi rekannya Abdullah, masjid yang
dibangun pada 2008 tersebut sebenarnya sudah dikenal oleh para pelintas
jalur barat Sumatera dan menjadi tempat favorit untuk istirahat,
terutama saat mudik Lebaran.
Beberapa di antara para pelintas tersebut sudah menjadwalkan
singgah di Mesjid Imaduddin dan membawa oleh-oleh untuk Pak Anas dan
pengurus mesjid. Hubungan persaudaraan pun terjalin di antara mereka.
"Pada bulan puasa, terutama seminggu menjelang Lebaran, mesjid ini
penuh oleh pengunjung yang akan pulang kampung," kata Pak Anas.
Masjid Imaduddin yang dibangun sebagai program dari Gubernur
Lampung Syachroedin ZP ketika itu, terletak di Pekon Way Kerap,
Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus. Berlokasi persis di kaki
pegunungan Bukit Barisan Selatan, tepatnya di tikungan jalan ke arah
pekon Way Kerap atau sebelum tanjakan Sedayu.
Dari arah Kota Agung ke Bengkunat, masjid ini terletak di sebelah
kanan jalan, setelah melewati jembatan Semaka atau Polsek Semaka.
Komplek masjid itu merupakan titik terakhir yang ada penduduknya sebelum
menembus hutan belantara yang sama sekali tidak ada pemukiman sepanjang
sekitar 100km.
Pak Anas mengisahkan bahwa mesjid tersebut merupakan hasil dari
program Satu Kabupaten Satu Mesjid dari Pemerintah Provinsi Lampung
dengan dana awal Rp300 juta.
Dari dana tersebut, berdirilah mesjid Imaduddin seluas 200m persegi
di lahan seluas 500m yang sampai pada pembangunan tahap akhir telah
menghabiskan biaya hampir Rp1 miliar.
"Mesjid memang sengaja dibangun di lokasi ini mengingat banyaknya
pelintas yang membutuhkan tempat istirahat dan sekaligus beribadah,"
kata Anas yang mengaku berasal dari Bandar Lampung.
Banyaknya tamu yang berkunjung silih berganti tanpa kenal waktu
membuat pengurus memberlakukan tugas bergilir selama 24 jam, terutama
petugas kebersihan.
Honor untuk petugas kebersihan serta biaya untuk menyediakan kopi,
teh dan gula berasal dari donatur tetap serta sumbangan yang diberikan
oleh pengunjung.
Berita Terkait
Staf Ahli Bupati Bangka sebut masjid sebagai pusat peradaban Islam
16 Desember 2024 16:32
PT Timah renovasi Masjid Nurul Hibah Pangkalpinang
21 November 2024 15:06
Pj Wako Pangkalpinang bersama masyarakat gotong royong bangun Masjid Khodijah
25 Oktober 2024 16:31
Jokowi didampingi Kaesang shalat Jumat di Masjid Sheikh Zayed
25 Oktober 2024 15:01
Prabowo tunjuk Nasaruddin Umar sebagai Menteri Agama gantikan Yaqut Cholil Qoumas
21 Oktober 2024 01:05
Komunitas Belitung Muda Bisa salurkan bantuan rak masjid
18 Oktober 2024 18:18
Imam Besar Masjid Istiqlal terkejut dapat tugas jadi menteri
14 Oktober 2024 23:03
Muhammadiyah sambut baik kunjungan Imam Besar Masjid Nabawi
10 Oktober 2024 09:20