Surabaya (Antara Babel) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengakui
sejumlah negara tertarik dengan produk perang buatan bangsa Indonesia,
salah satunya adalah kapal perang buatan PT PAL Indonesia, karena
terbukti mampu menyelesaikan bangunan kapal secara profesional.
"Kalau untuk kapal perang masih ke beberapa negara yang selama ini
ada, seperti Filipina. Namun untuk senjata dan segala macam ada juga ke
negara-negara Arab," kata Ryamizard, usai melepas ekspor kapal perang
kedua buatan PT PAL Indonesia ke Manila, Filipina di Dermaga Sisi Timur,
Divisi Kapal Niaga, Ujung Surabaya, Selasa.
Pada pelepasan kapal perang kedua itu, Ryamizard mengaku, bangsa
ini patut berbangga karena PT PAL Indonesia mampu melakukan ekspor kedua
kalinya untuk jenis kapal perang, dan hal itu membuktikan bahwa bangsa
Indonesia mampu menyelesaikan pesanan secara tepat waktu.
"Selesainya kapal perang kedua ini akan mempererat hubungan kerja
sama dan pertahanan antara Filipina dan Indonesia, dan menjadi bukti
betapa eratnya hubungan kedua negara," katanya.
Ke depan, Ryamizard berharap agar hubungan kedua negara terus
ditingkatkan, dan mengapresiasi pemerintah Filipina atas kepercayaanya
dalam kerja sama membangun matra laut.
Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh mengatakan
selesainya pengerjaan kapal perang kedua pesanan Filipina ini diawali
dari kemenangan tender internasional senilai Rp1 triliun, dan
mengalahkan beberapa negara pesaing.
Budiman mengatakan, PT PAL Indonesia unggul dalam tender itu
karena menang dalam desain kapal, harga, dan yang terpenting adalah
proses waktu pengerjaan kapal.
"Kerja keras PT PAL Indonesia telah membuahkan hasil dengan
mengharumkan nama bangsa dalam Kemandirian Alat Utama Sistem Senjata
(Alutsista), dan sebagai BUMN bidang perkapalan kami berusaha turut
meningkatkan pertumbuhan perekonomian bangsa," katanya.
Sementara itu, spesifikasi kapal ekspor kedua ini tidak jauh
berbeda dengan kapal perang pertama, yakni memiliki panjang 123 meter
dan lebar 21 meter, dan dapat digunakan untuk operasi militer dalam
penanggulangan ganguan keamanan dan ketentraman di wilayah territorial
Filipina.
Kapal juga mampu menampung 621 penumpang, dan bertahan di lautan
selama 30 hari dengan bobot maksimal 7.200 Ton, serta memiliki kecepatan
16 knots dengan mesin pendorong 2 X 2,920 kW.
Selain itu, kapal juga mampu menampung tank, kendaraan tempur,
mobil tumah sakit, hingga kapal patroli dan transporter, dan merupakan
kapal hasil inovasi dari produksi kapal "Landing Platform Dock (LPD)
alih teknologi dengan Korea Selatan.
Menhan Lepas Ekspor Kapal Perang Kedua Buatan PT PAL
Selasa, 2 Mei 2017 15:01 WIB
Kalau untuk kapal perang masih ke beberapa negara yang selama ini ada, seperti Filipina. Namun untuk senjata dan segala macam ada juga ke negara-negara Arab,