Sanaa, Yaman (Antara Babel) - Wabah kolera di Yaman telah menewaskan 51 orang dalam dua pekan dan menimbulkan sebanyak 2.752 kasus dugaan kolera sejak 27 April, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam satu pernyataan di jejaringnya pada Kamis (11/5).
Semua kasus tersebut dilaporkan dari 10 provinsi, termasuk Ibu Kota Yaman, Sanaa, kata pernyataan itu.
"Kami sangat prihatin dengan kemunculan kembali kolera di seluruh beberapa daerah Yaman dalam dua pekan belakangan. Berbagai upaya harus ditingkatkan sekarang untuk mengekang wabah itu dan menghindari peningkatan dramatis kasus penyakit diare," kata Dr. Nevio Zagaria, Wakil WHO di Yaman.
WHO menyatakan peningkatan kasus kolera terjadi saat sistem kesehatan di Yaman yang sudah lemah berjuang dalam cengkeraman konflik dua-tahun.
Prasarana penting, termasuk instalasi kebersihan dan air, katanya, "ambruk", sehingga membuat peluang bagi penyebaran penyakit diare.
Cuaca juga memainkan peran. WHO menyatakan patogen yang mengakibatkan kolera lebih mungkin menyebar dalam cuaca yang lebih hangat dan hujan lebat baru-baru ini telah menghanyutkan tumpukan sampah yang berserakan ke sumber air.
Wabah kolera di Yaman diumumkan oleh Kementerian Kependukan dan Kesehatan Masyarakat Yaman pada 6 Oktober 2016. WHO memperkirakan 7,6 juta orang tinggal di daerah dengan resiko tinggi penyebaran kolera.
Perang terjadi antara milisi Syiah Al-Houthi, yang bersekutu dengan Iran dan didukung oleh pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh, dan musuh mereka --pemerintah Presiden Abd-Rabbou Mansour Hadi, yang didukung Arab Saudi.
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 10.000 orang, separuh dari mereka warga sipil, dan membuat lebih dari dua juta orang kehilangan tempat tinggal, kata lembaga kemanusiaan, demikian dilaporkan Xinhua.