Medan (Antara Babel) - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara,
kembali meletus pada Sabtu pagi dan menyemburkan material vulkanis
hingga setinggi 4 kilometer.
Dalam pesan singkat yang diterima di Medan, Sabtu, Kepala Pusat
Data Informasi dan Humas Bada Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, letusan yang terjadi pada pukul 06.46
WIB itu berkategori intensitas tinggi.
Selain menyemburkan material berupa abu letusan mencapai 4 km,
letusan itu menimbulkan getaran dengan amplitudo 120 mm dan gempa
vulkanik 343 detik.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih
menetapkan status Gunung Sinabung sebagai Level IV atau status "Awas"
karena potensi letusan susulan masih tinggi.
PVMBG tetap merekomendasikan agar masyarakat dan pengunjung tidak
melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak Gunung Sinabung.
Selain itu, status "zona merah" atau tidak boleh dimasuki juga
diberlakukan dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, jarak 6 km
untuk sektor tenggara-timur, dan jarak 4 km untuk sektor utara-timur
Gunung Sinabung.
Masyarakat yang bermukim atau beraktivitas di dekat sungai-sungai
yang berhulu di Gunung Sinabung juga diingatkan agar tetap waspada
terhadap ancaman bahaya lahar.
Hal itu disebabkan telah terbentuk bendungan alam di hulu Sungai
Laborus sehingga penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar
hilir perlu mewaspadai bendungan yang sewaktu-waktu dapat jebol jika
tidak kuat menahan volume air sehingga bisa mengakibatkan lahar atau
banjir bandang mengarah ke hilir.
BNPB meminta BPBD Kabupaten Karo agar segera melakukan sosialisasi
ancaman bencana lahar dan banjir bandang itu ke penduduk yang bermukim
dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus.
Masyarakat diimbau untuk terus menaati rekomendasi pemerintah karena aktivitas Gunung Sinabung tidak dapat diprediksi.