Doha (Antara Babel) - Media yang berbasis di Qatar, Al-Jazeera,
mengatakan bahwa keputusan Arab Saudi untuk menutup kantornya di
kerajaan itu sebagai bagian dari krisis diplomatik di kawasan Teluk
Arab, sebagai hal yang "tidak dapat dibenarkan."
Dalam sebuah
pernyataan, Al-Jazeera mengecam langkah Riyadh dan meminta Saudi
mengizinkan jurnalisnya terus bekerja "tanpa ada intimidasi dan
ancaman."
"Kami sangat yakin bahwa ini langkah yang tidak bisa
dibenarkan yang diambil otoritas di kerajaan tersebut untuk menentang
jaringan ini dan operasinya," menurut isi pernyataan itu, Selasa (6/6)
waktu setempat.
"Meskipun jaringan ini dibatasi, Al-Jazeera akan
terus meliput berita dan urusan yang terjadi saat ini dari kawasan
tersebut dan di luarnya dengan cara objektif."
Selain menutup kantornya, Saudi juga mencabut izin yang dibutuhkan mereka untuk melakukan siaran.
Mereka juga menuduh Al-Jazeera mempromosikan "kelompok teroris" dan mendukung pemberontak di Yaman, demikian AFP.
Berita Terkait
ANTARA dan tuntutan kebenaran di era media sosial
11 Desember 2024 08:28
13 tahun, usia minimal anak bermedia sosial
10 Desember 2024 19:41
Kenali istilah "brain rot" dan cara tepat menghindarinya
8 Desember 2024 18:07
DPR minta ANTARA, TVRI, dan RRI tak memikirkan kompetisi dengan swasta
2 Desember 2024 20:15
Australia sahkan larangan anak di bawah 16 tahun gunakan media sosial
29 November 2024 11:25
ANTARA raih penghargaan mitra media terbaik Anugerah Humas Imigrasi
28 November 2024 23:53
Kerja sama ANTARA-Xinhua berperan strategis kuatkan hubungan RI-China
25 November 2024 14:42
Hizbullah akui tewasnya kepala hubungan media akibat serangan Israel
18 November 2024 14:24