Doha (Antara Babel) - Media yang berbasis di Qatar, Al-Jazeera,
mengatakan bahwa keputusan Arab Saudi untuk menutup kantornya di
kerajaan itu sebagai bagian dari krisis diplomatik di kawasan Teluk
Arab, sebagai hal yang "tidak dapat dibenarkan."
Dalam sebuah
pernyataan, Al-Jazeera mengecam langkah Riyadh dan meminta Saudi
mengizinkan jurnalisnya terus bekerja "tanpa ada intimidasi dan
ancaman."
"Kami sangat yakin bahwa ini langkah yang tidak bisa
dibenarkan yang diambil otoritas di kerajaan tersebut untuk menentang
jaringan ini dan operasinya," menurut isi pernyataan itu, Selasa (6/6)
waktu setempat.
"Meskipun jaringan ini dibatasi, Al-Jazeera akan
terus meliput berita dan urusan yang terjadi saat ini dari kawasan
tersebut dan di luarnya dengan cara objektif."
Selain menutup kantornya, Saudi juga mencabut izin yang dibutuhkan mereka untuk melakukan siaran.
Mereka juga menuduh Al-Jazeera mempromosikan "kelompok teroris" dan mendukung pemberontak di Yaman, demikian AFP.
Berita Terkait
ANTARA tekankan kolaborasi media dalam forum investasi GBA China
8 November 2024 18:25
Media Israel sebut armada tempur AS siap bantu Israel saat serang Iran
27 Oktober 2024 20:35
Hoaks! Artikel di media massa yang menarasikan percakapan rahasia Jokowi
27 Oktober 2024 20:14
Bawaslu Kota Pangkalpinang sosialisasi pengawasan kampanye (video)
23 Oktober 2024 21:08
Bawaslu Kota Pangkalpinang ajak media sosialisasi pengawasan tahapan kampanye
23 Oktober 2024 12:57
PLN dan media sinergi dalam edukasi energi
20 Oktober 2024 07:47
Dirut ANTARA: Akurasi kunci industri media bertahan di era digital
18 Oktober 2024 21:36
PLN gelar media gathering, Zulkarnain: Untuk tingkatkan sinergisitas
18 Oktober 2024 21:19