Jakarta (Antara Babel) - Penyidik KPK, Novel Baswedan, masuk dalam laman
Time.com. TIME bahkan menyanjung Novel sebagai penyidik korupsi terbaik
Indonesia pada judul artikel.
"Ada begitu banyak korupsi yang
harus dihadapi," kata Novel (39) kepada TIME membuka artikel berjudul
"'I Don’t Want to Be Sad': Indonesia's Top Graft Buster Talks to TIME
From His Hospital Bed", Selasa.
TIME menjelaskan kondisi Novel saat diwawancara di Rumah Sakit Singapura pada 10 Juni lalu.
"Matanya
masih dalam penyembuhan, dan kacamata pelindung ditempelkan di
wajahnya. Dia duduk bersandar di tempat tidurnya, matanya terbuka tapi
penglihatan kabur, merenungkan siapa yang telah melakukan ini padanya,"
tulis TIME.
Novel mengaku bahwa kejadian tersebut merupakan
keenam kalinya dia diserang karena pekerjaannya; pada 2011 sebuah mobil
berbelok ke arahnya saat dia mengendarai motor menuju rumah (dia
berpikir itu hanya sebuah kecelakan sampai hal yang sama terjadi
seminggu kemudian).
Di ruangan Rumah Sakit di Singapura itu, Novel berbicara kepada TIME betapa dia ingin kembali bekerja.
Dalam
wawancara dengan TIME Novel ditemani ibunya (62) yang digambarkan TIME
duduk di tempat tidur di samping Novel sambil menggosok lengannya.
Kepada TIME dia mengaku prihatin dengan kondisi anaknya, walaupun Novel tidak terlalu memperhatikan dirinya sendiri.
"Ya,
jalannya benar, menghadapi korupsi itu benar. (Tapi) Bila hal seperti
ini terjadi, apa yang harus dilakukan? Dia punya anak, apa jadinya masa
depan mereka?," kata ibu Novel.
"Ketika terjadi seperti ini saya
takut. Dia pulang larut malam, kadang tiga hari dalam suatu waktu dia
tidak pulang," sambung dia.
Dalam wawancara tersebut, Novel
mengatakan bahwa kasus penggelapan yang tengah dia tangani kemungkinan
akhirnya melibatkan puluhan anggota parlemen.
Namun, dia juga memikirkan siapa yang bertanggung jawab atas serangan terhadapnya, bahwa keadilan harus ditegakkan.
Novel
mengatakan bahwa dia tahu presiden Jokowi memerintahkan polisi untuk
memprioritaskan kasus tersebut, namun dia mengatakan bahwa dia tidak
tahu apakah presiden telah mengevaluasi apa arti penyelidikan selama dua
bulan dan masih belum menemukan tersangka.
"Jika ada seseorang
yang bekerja di pemerintahan yang memerangi korupsi yang diserang
berkali-kali dan tidak ada satupun kasus yang diselesaikan, ini adalah
masalah bagi negara," ujar Novel kepada TIME.
"Setelah saya, siapa yang akan berikutnya?," tambah dia, menutup artikel tersebut.
Novel Baswedan "Buka-bukaan" Kepada TIME dari Ranjang Rumah Sakit
Selasa, 13 Juni 2017 23:53 WIB