Brussels (Antara Babel) - Pasukan polisi kontra-terorisme Belgia
menyelidiki identitas seorang tersangka pembom bunuh diri yang ditembak
mati oleh pasukan penjaga stasiun kereta api Brussels setelah pelaku
meledakkan bom yang tidak menimbulkan korban itu.
"Kami
menganggap ini sebagai serangan teroris," kata jaksa Eric Van Der Sypt
kepada wartawan, dan menolak berkomentar terkait laporan saksi yang
menyebut pelaku meneriakkan slogan-slogan Islam sebelum meledakkan bom.
Meskipun
tidak ada yang terluka, asap mengepul melalui Stasiun Pusat, dan
menimbulkan ketakutan dan kepanikan setelah terjadi serangan ISIS di
kota itu tahun lalu dan baru-baru ini di Inggris, Prancis serta beberapa
tempat lain.
Polisi menghentikan lalu lintas
kereta api, mengevakuasi lokasi tersebut dan mengosongkan jalanan yang
penuh turis dan penduduk setempat saat menikmati malam musim panas di
pusat kota bersejarah antara stasiun dan sekitar Grand Place, landmark kota Brussels.
Ibukota
Belgia itu, markas besar NATO dan Uni Eropa, telah bersiaga sejak ISIS
yang berbasis di Brussels menyerang Paris dan menewaskan 130 orang pada
November 2015.
Sejak saat itu,
serangan-serangan di Prancis, Jerman, Swedia dan Inggris, telah
dilakukan atas nama ISIS, telah meningkatkan ketakutan di kota dengan
hampir seperempat populasi beragama Islam itu.