Solo (Antara Babel) - Pengamat komunikasi politik dari Universitas
Paramadina Hendri Satrio memberikan apresiasi atas pertemuan antara
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI
(GNPF-MUI).
"Tentang pertemuan Presiden dengan GNPF-MUI ini positif bagi
Indonesia. Presiden mengambil langkah yang tepat bila mengambil jalan
musyawarah dengan GNPF apalagi bila membahas kedatangan HRS (Habib
Rizieq Shihab)," kata Hendri kepada Antara di Solo, Jawa Tengah, Senin
malam.
Menurutnya, dampak dari pertemuan tersebut memberikan hasil positif buat
Indonesia dan juga positif untuk pencalonan Presiden di periode kedua
2019, terutama tentang pribadi yang dicitrakan berseberangan.
"Momen Lebaran 2017 ini kemungkinan besar dimanfaatkan Presiden yang
mulai menyadari bahwa citra Presiden yang dianggap berseberangan dengan
mayoritas pemeluk agama yang makin menggerus elektabilitas Presiden,"
katanya.
Namun, ia juga menilai bila pertemuan ini tidak ditindaklanjuti maka kemungkinan besar akan makin turun citranya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Ketua Gerakan
Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar
Nasir beserta pengurus lainnya dalam rangka silahturahmi Hari Raya Idul
Fitri 1438 Hijriah.
Dalam menerima pengurus GNPF-MUI ini, Presiden didampingi Menko
Polhukam Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri
Sekretaris Negara Pratikno.
"Ini adalah menerima silahturahmi dari Pak Nasir dan kawan-kawan.
Jadi ini atas permintaan mereka," kata Menteri Sekretaris Negara
Pratikno.
Pratikno mengungkapkan, saat acara Presiden dan Wakil
Presiden menggelar "open house" yang diselenggarakan di Istana Negara,
dirinya dihubungi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan
keinginan Bachtiar Nasir dan kawan-kawan ingin menghadap Presiden.
"Tadi Pak Presiden saya lapori saat open house dan beliau mengatakan open house siapa saja kita tunggu," ungkap Pratikno.
Atas dasar itu, lanjut Pratikno, Menag berkonsultasi dengan Menko
Polhukam dan selanjutnya menghubungi Bachtiar Nasir jika ingin menghadap
Presiden.
"Beliau-beliau ini datangnya sudah jam 11 lebih dan Pak Presiden
ada acara sawalan di Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri) jadi terlambat.
Akhirnya pak Presiden kembali dari rumah Ibu Mega ke sini menerima
silahturahmi dari Pak Nasir dan kawan-kawan," ungkap Pratikno.
Mensesneg menegaskan bahwa pertemuan ini hanya silahturahmi dalam
rangka acara "open house" yang diadakan Presiden menyambut Hari Raya
Idul Fitri 1438 Hijriah. Namun Pratikno mengaku pihak GNPF-MUI meminta
kepada Presiden untuk mendapat akses komunikasi dengan kepala negara.