Bogor (Antara Babel) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berencana
mengikutsertakan para warga negara Indonesia (WNI) yang merupakan mantan
pendukung kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) untuk
bergabung dalam pelatihan Bela Negara sebagai program deradikalisasi.
"Kita maunya WNI mantan ISIS yang kembali dari Suriah ikut Bela
Negara. Itu termasuk deradikalisasi. Kita cuci otak-nya," ujar Ryamizard
di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Bela Negara, Kemenhan, di
Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kelak, kata dia, pelatihan Bela Negara yang diterapkan bagi WNI
mantan ISIS akan menekankan pada pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
"Kita ganti pemikiran mereka dengan Pancasila. Kita kasih tahu kalau
Indonesia bukan negara Islam, tetapi negara orang beragama. Mereka juga
harus tahu aturan-aturan yang ada di Indonesia," ungkap Menhan.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu juga menambahkan program Bela
Negara bakal segera dimasukkan dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah serta perguruan tinggi, sebagai langkah antisipasi menyebarnya
ideologi radikal di kalangan pelajar hingga mahasiswa.
"Bela Negara merupakan program prioritas Kemenhan ke depan. Kami
juga dalam waktu dekat akan mengumpulkan 130 rektor untuk membahas
kegiatan ini di kampus-kampus," tutur dia.
Kementerian Dalam Negeri Turki seperti dilansir News.com.au, pada
Sabtu (15/7), menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua di
dunia dalam daftar jumlah militan asing ISIS yang ditangkap di Turki,
setelah Rusia.
Dari total 4.957 militan asing ISIS yang ditangkap di Turki,
sebanyak 804 orang merupakan warga Rusia dan 435 orang merupakan warga
Indonesia.
Menhan Ingin Cuci Otak WNI Mantan ISIS Lewat Bela Negara
Rabu, 19 Juli 2017 22:52 WIB