Jakarta (Antara Babel) - Korea Utara menggelar perayaan massal untuk para ilmuwan yang terlibat dalam uji coba peledakan bom nuklir terbesarnya. Pesta pora ini diwarnai dengan nyala kembang api dan pawai di Pyongyang.
Warga ibu kota Korea Utara ini berbaris di jalan-jalan, kemarin, melambaikan pom-pom warna merah muda dan ungu, serta bersorak ke arah konvoi bus yang membawa para ilmuwan ke dalam kota, sembari melemparkan bunga kertas hiasan kepada mereka begitu berjalan memasuki Lapangan Kim Il-Sung.
"Kita menyampaikan penghormatan agung kepada Kamerad Kim Jong-Un, Sang Pemimpin Tertinggi yang telah membawa kita ke pencapaian tertinggi dalam sejarah bangsa Korea," demikian bunyi salah satu banner di lapangan itu di mana puluhan ribu orang bersorak sorai.
Banner lainnya yang bergambar peluru kendali di truk pengangkut misil ditulisi kalimat, "Tidak ada seorang pun yang boleh menghentikan kita berjalan ke masa depan."
Ledakan bom nuklir itu memicu kecaman dunia dan seruan AS, Korea Selatan, Jepang dan negara lainnya untuk hadirnya sanksi lebih keras lagi dari Dewan Keamanan PBB kepada Korea Utara.
Kantor berita KCNA melukiskan ledakan nuklir itu sebagai "uji coba Bom-H ICBM yang berhasil."
Koordinator pawai massal menyatakan militer Korea Utara akan mengakhiri nasib imperialis gangster AS melalui serangan pencegahan yang tak kenal ampun dan paling dahsyat jika mereka dan gerombolan pengkhianat memicu perang, lapor KCNA.
Ledakan bom nuklir Minggu pekan lalu itu adalah peledakan bom nuklir yang keenam oleh Korea Utara dan yang merupakan paling dahsyat.
Bom hidrogen atau Bom-H, adalah senjata mengerikan yang jauh lebih dahsyat ketimbang bom atom yang dihasilkan dari reaksi fisi, dan memanfaatkan ledakan nuklir guna menghasilkan suhu padat yang dibutuhkan untuk menciptakan reaksi fusi, demikian AFP.