Jakarta (Antara Babel) - Pemerintah menargetkan serapan dana Rp13,4 triliun dari penerbitan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI014 yang mulai resmi ditawarkan dari 29 September 2017 hingga 19 Oktober 2014 dengan kupon 5,85 persen.
"Memang setelah kita tetapkan kupon 5,85 persen dan agen penjual melakukan survei, sementara angka yang didapat Rp13,4 triliun. Kita bisa menduga karena ini memang periode penurunan tingkat bunga terjadi di beberapa minggu terakhir ini," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan saat jumpa pers di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat.
Sebelumnya, pemerintah berhasil menyerap dana dari penerbitan ORI013 pada Oktober 2016 lalu sebesar Rp19,69 triliun. Robert sendiri berharap target serapan dana dari ORI014 dapat tercapai.
"Kami berharap kalau dapat Rp13,4 triliun sudah bagus, kalau bisa upsize sedikit bagus. Ini kan bagian dari pada pemerintah memberikan kesempatan kepada individu untuk berinvestasi," kata Robert.
Menurut Robert, kupon 5,85 persen masih akan cukup menarik bagi para investor di tengah tren penurunan suku bunga dan juga inflasi yang rendah. Ia memprediksi, tren penurunan tingkat bunga masih akan terus berlanjut mengingat tren inflasi juga cenderung semakin rendah.
"Kupon 5,85 persen masih cukup menarik lah. Inflasi kan di bawah 4 persen, masih menarik lah real interest rate-nya," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah secara resmi menerbitkan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI014 pada pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Masa penawaran ORI seri ORI014 akan berlangsung mulai 29 September 2017 hingga 19 Oktober 2017. Kupon yang ditawarkan sebesar 5,85 persen per tahun dengan tenor tiga tahun.
Obligasi ritel tersebut mempunyai tanggal setelmen pada 25 Oktober 2017 dan jatuh tempo pada 15 Oktober 2020, dengan pembayaran kupon tanggal 15 setiap bulan. Pemerintah menetapkan minimum pemesanan obligasi ritel ini sebesar Rp5 juta dengan maksimum pemesanan sebesar Rp3 miliar.