Bogor (Antara Babel) - Sebanyak 48 perusahaan yang berasal dari 15 negara
mewakili lima benua mengikuti pelatihan halal bertaraf internasional
yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, obat-obatan dan
Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) di Bogor, Jawa Barat,
Selasa.
"Total ada 63 peserta merupakan perwakilan dari 48 perusahaan yang
ada di 15 negara akan mengikuti pelatihan halal bertaraf internasional
yang diselenggarakan oleh Indonesia Halal Tranning and Education
(IHATEC), di Bogor," kata Nurwahid selaku Kepala IHATEC.
Nurwahid mengatakan tahun 2017 ini IHATEC telah melaksanakan dua
kali pelatihan halal bertaraf internasional dengan total peserta
mencapai 70 orang. Pelatihan kali ini bertajuk "Bogor International
Tranning on Halal Assurance System".
"Bulan lalu pelatihan kita laksanakan di Bali juga diikuti 70
peserta dari sejumlah perusahaan nasional maupun internasional," kata
Nurwahid.
43 perusahaan yang jadi peserta traning tersebut berasal 15 negara
yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filiphina, Tiongkok, Thailand,
Jepang, Australia, India, Nigeria, Vietnam, Amerika Serikat, Italia,
Korea dan Taiwan.
"Ke 15 negara ini mewakili lima benua yakni Asia, Afrika, Amerika, Australia, dan Eropa," katanya.
Ia mengatakan IHATEC LPPOM MUI telah melaksanakan pelatihan halal
bertaraf internasional sejak tahun 2000. Dilaksanakan setiap setahun
sekali. Hampir setiap tahun jumlah peserta yang ikut pelatihan terus
bertambah.
"Tahun 2015 pelatihan diselenggarakan dua kali dalam setahun, untuk mengakomodir jumlah peserta," katanya.
Nurwahid mengatakan dengan pelatihan tersebut diharapkan MUI dapat
menggelorakan konsep sistem jaminan halal ke seluruh negara di dunia,
"Dengan jumlah sebaran peserta yang meliputi lima benua ini, diharapkan tujuan tersebut dapat tercapai," katanya.
Wakil Direktur LPPOM MUI Muti Arintawati menjelaskan bahwa pelatihan
tersebut merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh
perusahaan baik makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik dalam proses
sertifikasi halal MUI.
Ia mengatakan Pelatihan Sistem Jaminan Halal (SJH) merupakan salah
satu pelatihan yang disyaratkan bagi setiap perusahaan yang akan
mengajukan dan telah memiliki sertifikat halal MUI.
"Melalui pelatihan SJH ini, para peserta diharapkan dapat mengerti
dan mampu melaksanakan sistem yang dapat menjamin keseluruhan proses
senantiasa sesuai dengan standar halal yang ditetapkan," katanya.
Ia menambahkan pelatihan tersebut juga untuk mensosialisasikan
Sistem Jaminan Halal (SJH) yang dimiliki oleh MUI, yang menjadi alat
pengawasan bagi LPPOM MUI untuk memastikan perusahaan tersebut tetap
menjaga kehalalan produknya.
"Karena sertifikasi halal itu berlaku selama dua tahun, dengan SJH
ini menjadi sarana pengawasan bagi perusahaan-perusahaan tersebut,"
katanya.
Salah satu peserta pelatihan Rohit Kedia selaku Quality Manager
Noodle, De United Food Industries Ltd asal Nigeria mengaku pelatihan
tersebut membantu pihaknya untuk lebih memahami tentang produk halal.
Ia menyebutkan perusahaan sudah mengantongi sertifikasi halal,
kehadirannya hanya untuk memperluas wawasan tentang produk halal yang
saat ini telah menjadi kebutuhan konsumen terutama muslim.
"Di Nigeria itu didominasi Muslim, populasinya mencapai 50 persen,
kami juga memproduksi mie instan untuk Ghana yang juga memiliki penduduk
muslim," katanya.
Rohit menambahkan pelatihan SJH menjadi dasar bagi perusahaannya
untuk selalu memberikan jaminan kehalalan dan keamanan bagi konsumennya,
khususnya di Nigeria.
"Halal menjadi kebutuhan bagi seluruh masyarakat, walau penduduk
muslimnya hanya 50 persen, tapi kesadaran halal dirasakan pula oleh
konsumen lainnya, kami berkomitmen menyediakan produk yang halal," kata
Rohit.
Perwakilan Lima Benua Ikuti Pelatihan Halal Internasional
Selasa, 3 Oktober 2017 22:52 WIB