Washington (Antara Babel) - Panglima tertinggi nuklir Amerika Serikat
pada Sabtu mengatakan akan menolak permintaan Presiden Donald Trump jika
perintah peluncuran senjata nuklir itu tidak sah.
Jenderal Angkatan Udara John Hyten, komandan Komando Strategis AS
(Stratcom), mengatakan kepada peserta Forum Keamanan Dunia Halifax di
Nova Scotia, Kanada, bahwa ia banyak memikirkan yang akan dikatakannya
jika menerima perintah semacam itu.
"Saya pikir beberapa orang mengira kami bodoh. Kami bukan orang
bodoh, kami banyak memikirkan hal ini, kapan Anda memikul tanggung jawab
itu. Bagaimana Anda tidak memikirkannya?" kata Hyten, yang bertanggung
jawab mengawasi senjata nuklir AS seperti dikutip Reuters.
Sebagai kepala Stratcom, Hyten memberikan saran kepada Trump bahwa
ia akan memberi tahu yang harus dilakukan, katanya menambahkan.
"Jika perintahnya tidak sah, tebak apa yang akan terjadi? Saya akan
mengatakan, `Tuan Presiden, itu tidak sah`, dan tebak apa yang akan dia
lakukan? Dia akan berkata, `Apa yang mengesahkannya?` dan kami akan
menemukan pilihan, gabungan kemampuan untuk menanggapi keadaan apa pun,
dan begitulah cara kerjanya, tidak terlalu rumit," kata Hyten.
Hyten mengatakan, melalui skenario bagaimana bereaksi jika terjadi perintah ilegal adalah praktik standar.
"Jika Anda melakukan perintah yang melanggar hukum, Anda akan
dipenjara. Anda bisa dipenjara seumur hidup Anda," kata Hyten
mencontohkan.
Pentagon tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari ucapan Hyten.
Pernyataan itu datang setelah pertanyaan oleh senator AS, termasuk
rekan-rekan Partai Demokrat dan Trump, tentang otoritas Trump untuk
berperang, menggunakan senjata nuklir dan masuk ke dalam atau mengakhiri
kesepakatan internasional, di tengah kekhawatiran bahwa ketegangan atas
program nuklir dan rudal Korea Utara dapat menyebabkan permusuhan.
Trump telah saling berbalas ancaman dengan pemimpin Korea Utara Kim
Jong Un dan mengancam dalam pidato persatuannya untuk menghancurkan
negara tersebut jika masih mengancam Amerika Serikat.
Beberapa senator menginginkan undang-undang untuk mengubah
kewenangan nuklir Presiden AS dan komite Senat pada Selasa mengadakan
sidang untuk pertama kali dalam lebih dari empat dasawarsa, yang membaha
Jenderal Nuklir AS Akan Tolak Perintah Serangan Tidak Sah Trump
Minggu, 19 November 2017 19:45 WIB