Istanbul (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa
Indonesia melalui Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja
Sama Islam (KTT LB OKI) menolak pengakuan Presiden Amerika Serikat (AS)
Donald Trump yang mengatakan bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel.
"Pengakuan ini tidak dapat diterima. Sekali lagi, pengakuan
Presiden Trump tidak dapat diterima dan harus dikecam secara keras,"
kata Presiden Jokowi saat berpidato dalam KTT LB OKI di Istanbul, Turki,
Rabu.
Untuk itu, Indonesia mengajak seluruh negara anggota OKI dapat
bersatu dan mengenyampingkan segala perbedaan untuk membela Palestina.
"Isu Palestina harus merekatkan kita kembali. Kita bulatkan suara dan persatuan untuk membela Palestina," ucap Presiden.
Presiden Jokowi menilai keputusan Presiden Trump yang mengakui Yerusalem
sebagai Ibu Kota Israel tidak saja melukai hati umat Islam, namun juga
melukai rasa keadilan umat manusia.
"Harapan akan kemerdekaan dijauhkan oleh keputusan yang sangat
tidak berkeadilan ini. Keputusan tersebut memupuskan harapan terwujudnya
perdamaian abadi. Oleh karena itu, keputusan tersebut harus ditolak,"
ungkap Presiden.
Selain itu, menurut Presiden, keputusan sepihak tersebut juga
dinilai melanggar berbagai Resolusi Dewan Keamanan PBB terkait
Palestina. Oleh karena itu, Presiden menegaskan keputusan tersebut harus
ditolak.
"Masyarakat Indonesia, dan saya yakin masyarakat negara OKI
mengharapkan banyak dari Pertemuan KTT ini. Mereka mengharapkan agar KTT
ini dapat mengeluarkan hasil yang optimal, hasil yang dapat
ditindaklanjuti, hasil yang dapat dirasakan dampaknya bagi masa depan
Palestina," ujar Presiden.
Dalam kesempatan tersebut Presiden Jokowi juga menyampaikan enam poin penting usulan sikap negara anggota OKI.
"Pertama, OKI harus secara tegas menolak pengakuan unilateral tersebut. Two-state solution adalah satu-satunya solusi dengan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina," ucap Presiden.
Kedua, Presiden mengajak semua negara yang memiliki Kedutaan Besar
di Tel Aviv, Israel, untuk tidak mengikuti keputusan AS memindahkan
kedutaan mereka ke Yerusalem.
Ketiga, negara OKI dapat menjadi motor untuk menggerakkan dukungan
negara yang belum mengakui kemerdekaan Palestina, untuk segera
melakukannya, kata Presiden Jokowi.
Keempat, bagi negara anggota OKI yang memiliki hubungan dengan Israel agar mengambil langkah-langkah diplomatik.
"Termasuk kemungkinan meninjau kembali hubungan dengan Israel sesuai dengan berbagai Resolusi OKI," tutur Presiden.
Kemudian, Presiden Jokowi menyebutkan, "Kelima, anggota OKI harus
ambil langkah bersama tingkatkan bantuan kemanusiaan, peningkatkan
kapasitas dan kerja sama ekonomi kepada Palestina," ujar Presiden.
Keenam, OKI juga harus mampu menjadi motor bagi gerakan di berbagai
forum internasional dan multilateral untuk mendukung Palestina,
termasuk di Dewan Keamanan dan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), demikian Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi: Indonesia Tegas Tolak Pengakuan AS Terkait Yerusalem
Rabu, 13 Desember 2017 19:33 WIB
Kita bulatkan suara dan persatuan untuk membela Palestina.