Toboali, Bangka Selatan, (ANTARA Babel) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung (Babel), akan menyalurkan 5.000 benih kerapu untuk mendorong minat nelayan mengembangkan budi daya perikanan ekspor tersebut.
"Mudah-mudahan awal 2013, kami bisa menyalurkan 5.000 benih kerapu jenis macan dan dua plot kerambah apung kepada nelayan di Pulau Tebing Tinggi dan Cilagen," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bangka Selatan, Kristializar, di Toboali, Selasa.
Ia menjelaskan, bantuan benih kerapu dan kerambah apung tersebut dalam upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan karena kerapu memiliki harga jual tinggi, misalnya harga ikan kerapu jenis macan Rp180 ribu perkilogram dan harga ikan kerapu bebek mencapai Rp500 ribu perkilogram dan bisa meningkatkan pendapatan nelayan.
"Budidaya ikan kerapu ini sangat menjanjikan seiring tingginya permintaan pasar internasional seperti pasar Singapura, Hongkong, Jepang, Korea, Eropa dan Amerika Serikat," ujarnya.
Menurut dia, dengan adanya bantuan benih dan kerambah apung ini, sehingga selama ini hanya nelayan menangkap ikan akan beralih mengembangkan budidaya ikan kerapu jenis macan, bebek dan kerapu sunu.
"Pada awal 2012, kami telah menyalurkan bantuan benih dan kerambah apung kepada nelayan Lepar Ponggok dan hasilnya cukup memuaskan," ujarnya.
Ia mengatakan, pemeliharaan dan pembesaran ikan kerapu ini cukup mudah dan tidak membutuhkan biaya yang tinggi, karena pakan ikan ini cukup dengan potongan-potongan ikan atau rucah dan tidak membutuhkan makanan lainnya seperti pelet yang harganya cukup tinggi.
Selain itu, pemasaran ikan kerapu ini sangat mudah karena permintaan pasar yang tinggi, sementara hasil budidaya nelayan masih kurang memadai.
Produksi budi daya ikan kerapu pada Triwulan II 2012 mencapai 112.500 kilogram atau mengalami peningkatan 30 persen dibanding triwulan I sebesar 100.000 kilogram.
"Produksi budi daya ikan kerapu nelayan belum mampu memenuhi permintaan pasar, sehingga kami terus mendorong nelayan untuk mengembangkan budi daya ikan air laut ini," ujarnya.
Menurut dia, pengembangan budidaya ikan kerapu dengan karamba apung merupakan alternatif untuk peningkatan produksi perikanan laut dan dengan pengembangan usaha ini menjadikan harga jual produksi dari tahun ke tahun semakin baik dan sangat prospektif.
Selain itu, kata dia, dengan teknologi budidaya karamba ini, produksi ikan dapat dipasarkan dalam keadaan hidup, dimana untuk pasaran ekspor ikan hidup nilainya lebih mahal hingga mencapai 10 kali lipat dari pada ekspor ikan segar.
"Kami akan terus mengupayakan untuk terus memberikan bantuan kepada beberapa kelompok nelayan untuk lebih menggalakkan dan mengembangkan budidaya ikan air laut tersebu dan dengan upaya ini, budidaya ikan air laut ini bisa menjadi solusi dalam upaya pemerintah mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi pascatimah," ujarnya.
DKP Bangka Selatan salurkan 5.000 benih kerapu
Selasa, 18 Desember 2012 18:18 WIB