Toboali, Bangka Selatan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengembangkan wisata hutan mangrove untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan kesejahteraan masyarakat di daerah itu.
"Saya mengajak masyarakat untuk menjaga dan melestarikan hutan mangrove karena memiliki keistimewaan serta banyak manfaat," kata Bupati Bangka Selatan Justiar Noer di Toboali, Minggu.
Ia mengatakan hutan mangrove mempunyai keistimewaan dalam berbagai aspek, baik fisik, ekologi maupun sisi ekonomi, sehingga akan mempercepat pengembangan wisata manggrove ini.
Aspek fisik mangrove di antaranya memiliki akar banyak dan batang kokoh, sehingga mampu mencegah bahaya ombak dan abrasi air laut. Sedangkan dari sisi ekologi manggrove mampu berfungsi sebagai filter polusi air dan udara karena dapat tumbuh pada kondisi tanah berlumpur serta menjadi tempat habitat biota laut berkembang biak.
Selain itu, dilihat dari sisi ekonomi mangrove menghasilkan kayu untuk bahan bangunan dan arang serta menghasilkan biji untuk dibuat berbagai pangan atau minuman serta berbagai macam manfaat lainnya.
"Hutan ini sangat penting bagi kita semua untuk dapat benar merawat alam sehingga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia," ujarnya.
Justiar mengatakan hutan mangrove yang dikelola dengan baik bisa menjadi potensi menambah destinasi wisata alam di daerah ini. Salah satunya hutan mangrove di Tukak Sadai yang masih alami.
"Jika kita pelihara dengan baik tidak menutup kemungkinan tempat ini dapat menambah spot wisata alam yang ada di sini," katanya.
Menurut dia, untuk mencapai cita-cita ini tentu tidak cukup jika hanya pemerintah saja yang bergerak. Untuk itu seluruh komponen masyarakat yang ada di Bangka Selatan harus mengambil peran agar apa yang kita impikan untuk membuat pariwisata Bumi Junjong Besaoh ini semakin maju dapat terwujud," ujarnya.