Jakarta (Antaranews Babel) - Pengamat politik, Hadi Syaroni, menilai Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi berpeluang kecil untuk menjadi cawapresnya Joko Widodo pada Pilpres 2019.
"Memang TGB dekat para ulama, namun belum tentu meningkatkan elektabilitas Jokowi. Menurut saya masih kecil kemungkinan Jokowi menggaet TGB," kata Hadi di Jakarta, Jumat.
Meski TGB dekat dengan para ulama dan mampu menggaet pemilih dari kalangan muslim, namun tidak cukup membantu meningkatkan elektoral.
"Belajar dari pemilu tahun-tahun lalu, cawapres dari kalangan ulama juga kurang membantu elektoral," katanya.
Menurut dia, menjelang Pilpres politik identitas akhir-akhir ini memang menguat, apalagi pasca isu Ahok dan aksi bela Islam 212.
"Bukan rahasia umum jika Jokowi selalu disudutkan dengan isu agama. Pilihan pragmatis ya memang memilih cawapres dari kalangan agama untuk menutupi celah yang berpotensi akan dimanfaatkan oleh para lawan," kata Hadi yang juga sebagai advokat di LBH Inpartit.
Hadi malah berpendapat sosok Mahfud MD lebih cocok mendampingi Jokowi karena memiliki basis massa politik dan menjadi alternatif isu agama.
"Mahfud bisa menjembatani basis masa agama, serta memiliki latar belakang politik yang cukup kuat," ujarnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Indonesian Demokratic Center for Strategic Studies (Indenis), Girindra Sandino, berpendapat bila Joko Widodo disandingkan dengan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi pada Pilpres 2019 akan menghilangkan sentimen Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan.
"Jika saja TGB Muhammad Zainul Majdi mendapat restu dari Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi pendamping Presiden Joko Widodo, maka isu-isu SARA dan isu-isu sensitif terkait sentimen agama akan terminimalisir, bahkan perlahan tidak tertutup kemungkinan perlahan akan hilang," kata Girindra, di Jakarta, Kamis (13/7).
Menurut dia, TGB yang merupakan mantan gubernur NTB dua periode memiliki berprestasi serta dekat dengan ulama yang memiliki ribuan jamaah, bahkan Ustadz-Ustadz yang memiliki jutaan jemaah pasti mendukungnya, seperti Ustadz Abdul Somad, Bachtiar Nasir dan lainnya.
"Walau belum terang-terangan mendukungnya, karena harus menunggu komando Habib Rizieq Shihab, tetap saja saya yakin demi kemaslahatan umat, kebaikan dan kemajuan umat Islam beliau alim ulama pasti mendukungnya," kata Giging, sapaan Girindra.
Koalisi ini diharapkan mampu menumbuhkan kultur baru dalam masyarakat dengan mengubah mind set yang ada selama ini, dalam pendekatan organisaional dan mengembangkan budaya organisasi.
"Koalisi ini memiliki kesempatan untuk melakukan gerakan bukan saja gerakan politik, akan tetapi gerakan budaya. Dengan gerakan tersebut, yang terpenting adalah jika duet antara Jokowi dan TGB terjadi, maka akan terjadi persatuan, dan tidak ada lagi kalimat 'cebong' dan 'kampret' lagi dalam pertarungan elektoral," ujarnya.