Muntok (Antara Babel) - Kinerja Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung menjadi sorotan sejumlah calon anggota legislatif (Caleg) karena dinilai tidak berkembang sesuai harapan.
"Kinerja BUMD Bangka Barat Sejahtera belum bisa dirasakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar caleg perempuan dari Partai Nasdem Kabupaten Bangka Barat, Merita Rukmiyati di Muntok, Senin.
Ia menjelaskan, BUMD yang mendapatkan gelontoran modal dari pemkab seharusnya bergerak di sektor yang bisa menjangkau kebutuhan masyarakat banyak, terutama para petani lada, karet dan sawit.
Menurutnya, harga jual getah karet dan kelapa sawit terlalu rendah, selalu berubah dan tidak berpihak pada petani.
"Jika kondisi harga seperti itu tidak ditangani dengan bijaksana, kami khawatir petani akan terus merugi dan bukan tidak mungkin mereka akan meninggalkan pekerjaannya," kata caleg nomor urut enam tersebut.
Dari contoh kasus itu, menurutnya, peran pemerintah melalui BUMD harus dihidupkan dengan menampung hasil produksi petani dengan memberikan jaminan harga layak sesuai harga pasar nasional.
"Selama ini konsistensi jumlah produksi komoditas perkebunan selalu menjadi alasan pemerintah untuk tidak menyentuh hal itu, dan swasta cukup jeli memanfaatkan kelemahan tersebut dengan mempermainkan harga di tingkat petani semau sendiri," kata dia.
Menurutnya, jumlah produksi tiga komoditas perkebunan masyarakat Bangka Barat itu akan terus meningkat jika petani mendapatkan kepastian harga layak, bahkan akan terus meningkat jika dinilai menguntungkan.
Ia mengatakan, BUMD seharusnya lebih jeli membaca kebutuhan masyarakat dan bisa bergerak dalam bisnis tersebut dengan menjadi penampung produksi petani bahkan bisa saja menjadi pengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi.
"Mengolah menjadi barang jadi dan setengah jadi tentu akan memberi nilai tambah, sekaligus membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi jumlah pengangguran yang terus meningkat," kata dia.
Hal senada diungkapkan caleg Partai Bulan Bintang (PBB) Kabupaten Bangka Barat Suranto yang mengatakan BUMD setempat kurang kreatif mengembangkan usahanya.
"Selama saya turun ke masyarakat, saya mendapati saat ini banyak masyarakat yang memanfaatkan lahan kosong antartanaman perkebunan yang ditanami ubi, sebagai tambahan penghasilan selain tanaman inti," kata dia.
Di Kecamatan Muntok, kata dia, terdapat puluhan hektare lahan yang sudah ditanami ubi dan dalam beberapa bulan ke depan sudah bisa dipanen.
"Ubi tersebut merupakan bahan utama tepung tapioka dan memiliki nilai ekonomi tinggi, dalam hal ini BUMD bisa berperan dengan menjadi penampung hasil produksi petani dan bisa mengambil keuntungan dari jasa tersebut, jika berkelanjutan kami yakin petani akan termotivasi menekuni bidangnya dan tidak lagi lari ke pertambangan," kata caleg Dapil I nomor urut 10 tersebut.