Sungailiat, Babel (Antaranews Babel) - Perkemahan Tingkat Nasional (Pertinas) Saka Widya Bakti Budaya (SWBB) I Tahun 2018 di Bumi Perkemahan Depati Amir Desa Balunijuk, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diikuti 1.550 peserta.
"Kegiatan tahun pertama dilaksanakan diikuti dari 22 perwakilan provinsi se-Indonesia," kata Ketua Sangga Kerja Pertinas SWBB I Tahun 2018 Sinta Ayu Lestari di Balunijuk, Selasa.
Dia mengatakan kegiatan itu mengambil tema "Bakti pramuka untuk menguatkan karakter bangsa dengan slogan kegiatan berbakti, berkarakter, berbudaya yang disingkat berkarya".
Menurut dia, hal itu untuk meningkatkan kualitas generasi muda, utamanya anggota pramuka, yang siap menjadi pemimpin yang berkarakter, berkarya dalam segala bidang dan mampu berbakti kepada bangsa dan negara, serta memiliki keterampilan yang cakap melalui kegiatan Pertinas SWBB 2018.
"Kami mengemas kegiatan ini dengan tujuan para peserta dapat berkontribusi terhadap masyarakat sebagai upaya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitar kita," katanya.
Kegiatan berlangsung mulai 19 hingga 25 November 2019 diikuti oleh 22 kwartir daerah dengan jumlah peserta 1.050 orang, pimpinan kontingen 27 orang, pembina pendamping 106 orang, pamong 25 orang, instruktur 23 orang, pembina saka 17 orang, dewan saka 17 orang dan sangga kerja 200 orang, panitia penyelenggara daerah 200 orang serta panitia pusat 30 orang dengan total seluruhnya 1.550 orang.
Kwartir daerah yang tidak mengirimkan peserta berjumlah 12 daerah, di antaranya Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Bengkulu, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Sulawesi Barat.
"Selama kegiatan para peserta akan mendapatkan materi yang berkaitan dengan pendalaman krida pembuatan `pilot project` untuk bakti pelaksanaan kegiatan bakti di sekolah, umum, giat khusus, `speaking skill`, pentas seni dan budaya wisata serta lain-lain," katanya.
Ketua Panitia Pertinas SWBB I Tahun 2018 diwakili Anggota Bina Krida Sejarah SWBB, Saptari Noviastri, bersyukur bisa bertemu dan berkumpul di Bumi Serumpun Sebalai, Pulau Pangkal Kemenangan Indonesia, Negeri Laskar Pelangi yang begitu indah.
Indonesia adalah negara yang berkarakter Bhinneka Tunggal Ika dengan kebersamaan dalam keanekaragaman, namun pada kenyataannya saat ini konsensus moral yang menjadi kerangka dasar dalam interaksi sosial politik bangsa cenderung diabaikan karena dianggap tidak sesuai lagi dengan kehidupan masa kini.
"Ada kecenderungan interaksi sosial tidak lagi didasarkan pada nilai-nilai sosial tapi lebih menonjolkan nilai materi dan mengesampingkan nilai-nilai moral," kata dia.
Dia mengatakan munculnya berbagai kelompok kepentingan akibat fanatisme yang berlebihan saat ini telah melunturkan nilai-nilai positif dalam kehidupan bangsa.
Pada titik itu, katanya, generasi muda diharapkan dapat berperan sebagai penerus kehidupan berbangsa yang berbudaya serta sebagai pelaku utama dalam upaya pelestarian pengembangan jati diri bangsa.
Generasi muda harus diberi pengenalan dan pemahaman yang jelas tentang keanekaragaman budaya bangsa yang sarat dengan berbagai kearifan serta nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan dasar dalam pembentukan watak dan karakter bangsa.
"Salah satunya melalui institusi kepramukaan sebagai salah satu bentuk struktur pendidikan diluar sekolah dan luar lingkungan keluarga, pramuka dalam bentuk kegiatan yang menarik menantang dan menyenangkan di alam terbuka bermuara pada pembentukan karakter diri pribadi sebagai pondasi masyarakat yang kuat dan berintegritas," katanya.
Dia mengatakan melalui kegiatan itu para pramuka disiapkan agar kelak menjadi manusia berjiwa Pancasila yang mampu hidup bersama dengan rukun dalam keanekaragaman serta menjadi warga negara yang mandiri, peduli, dan bertanggung jawab terhadap pelestarian budaya dan bangsa.