Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fitriansyah mengatakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Pangkalpinang selama tiga tahun terakhir mengalami penurunan.
"Berdasarkan laporan sistem dalam jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak, pada 2015 kasus kekerasan terhadap erempuan dan anak sebanyak 20 kasus, pada 2016 turun menjadi 19 kasus dan pada 2017 menjadi 12 kasus dan untuk 2018 hingga Oktober ada 11 kasus," katanya di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan, data tersebut berdasarkan kasus yang masuk baik pada P2TP2a Kota Pangkalpinang maupun laporan dari Perlindungan Perempuan dan Anak PolresPangkalpinang.
"Dari data yang masuk kasus kekerasan yang terjadi banyak dialami oleh perempuan. Namun dari data tersebut kemungkinan masih banyak kasus yang tidak dilaporkan karena merasa malu bila berterus terang dan juga adanya ancaman," ujarnya.
Berdasarkan banyaknya kasus kasus tersebut diperlukan sekali keperdulian dan sinergi antara pemerintah, lembaga masyarakat dan masyarakat pada umumnya.
Untuk memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, pihaknya telah membentuk Tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A), Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) yang menerima langsung pengaduan masyarakat.
"kami juga sudah membentuk Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang berada ditingkat kelurahan serta Forum PUSPA yang merupakan Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak di Kota Pangkalpinang," katanya.