Selinsing, Belitung Timur (Antaranews Babel) - Bumdes Selinsing Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengembangkan budidaya lele dengan teknologi sistem bioflok, karena lebih menguntungkan dan meningkat kesejahteraan petani di daerah itu.
"Hasil ujicoba budidaya lele sistem bioflok sukses dengan produksi 1,5 ton per flok atau kolam," kata Ketua Bumdes Selinsing Muhammad Rais di Selinsing, Rabu.
Ia mengatakan budidaya lele sistem bioflok ini lebih efektif, efisien dengan masa panen yang lebih cepat, sehingga dapat meningkatkan animo masyarakat mengembangkan budidaya air tawar di daerah ini.
Pada ujicoba pembesaran lele dengan teknologi bioflok, satu flok berisikan 1.000 bibit lele selama 50 hari menghasilkan 1,5 ton lele.
"Kita bersama kelompok masyarakat beralih membudidaya ikan air tawar menggunakan sistem bioflok, karena lebih menguntungkan dibandingkan budidaya tradisional," ujarnya.
Menurut dia pengembangan budidaya ikan bioflog yang menguntungkan ini tentu akan meningkatkan pendapatan bumdes dan kesejahteraan masyarakat di daerah ini.
"Selama ini pendapatan bumdes berasal dari penjualan cabai merah dan sayur mayur dan dengan adanya budidaya lele bioflok ini tentu akan menambah pemasukan kas usaha desa ini," katanya.
Selain itu budidaya bioflog ini juga dapat mengurangi keterangantungan pasokan lele dari luar daerah yang tinggi untuk memenuhi permintaan pasar.
"Saat ini pedagang masih mengandalkan pasokan lele dari luar daerah, karena hasil lele petani lokal masih kurang memadai untuk memenuhi permintaan warung pecel lele, rumah makan dan ibu rumah tangga yang tinggi," ujarnya.