Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengandalkan sektor penambangan dan pengolahan bijih timah, untuk meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2019 yang diproyeksikan lima persen atau naik dibandingkan tahun sebelumnya 4,45 persen.
Kepala Bappeda Provinsi Kepulauan Babel, Fery Insani di Pangkalpinang, Selasa mengatakan hingga saat ini perekonomian belum bisa lepas dari timah. Pada triwulan ketiga 2018 pertumbuhan perekonomian Babel cukup bagus dan itu didukung oleh timah.
"Apabila kinerja timah tidak bagus, maka pertumbuhannya juga turun, seperti yang terjadi pada triwulan keempat 2018. Meskipun demikian ekonomi masyarakat di daerah ini masih ditopang oleh timah dan turunannya," ujarnya.
Ia mengatakan selama ini Babel tidak memiliki masalah dengan indikator kemiskinan dan indeks pembangunan manusia juga sudah melewati batas psikologis.
"Persoalan kami ada pada growth. Investasi kita tidak banyak, kecuali investasi timah. Oleh karena itu, potensi sumber daya alam ini yang harus dijaga supaya investasi timah tetap terjaga baik," katanya.
Ia memperkirakan 5 hingga 10 tahun ke depan, Provinsi Kepulauan Babel masih mengandalkan tambang timah, meskipun kontranya banyak.
"Ini harus ditata kembali, agar sumber daya alam ini memberikan dampak terhadap pembangunan dan perekonomian masyarakat di daerah ini," katanya.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Bangka Belitung, Tantan Heroika mengatakan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bangka Belitung pada 2018 secara tahunan (year-on-year) sebesar 4,45 persen cenderung stabil jika dibanding 2017 yang mencapai 4,47 persen.
"Tahun ini, pertumbuhan ekonomi Babel diproyeksikan dikisaran 4,5 persen, bahkan optimistis bisa tembus ke 5 persen," katanya.
Menurut dia kinerja sektor pertambangan tercatat mengalami pertumbuhan negatif pada 2018 sebesar 1,08 persen dan menjadi salah satu faktor penahan pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung. Hal ini memberikan multiplier effect terhadap perlambatan sektor lainnya seperti industri pengolahan dan sektor perdagangan.
"Namun hingga saat ini, pembentuk produk domestik regional bruto (PDRB) paling utama di Babel masih timah. Pada 2018 PDRB dari timah adalah 30 persen mulai dari pertambangan hingga industri pengolahan," katanya.
Ia menambahkan tertahannya kinerja ekspor timah selama 2018, berdampak terhadap kinerja ekspor luar negeri dari Bangka Belitung yang mengalami kontraksi 2,23 persen. Padahal tahun sebelumnya tumbuh tinggi mencapai 31,81 persen.
Selain itu, juga berdampak pada kinerja sektor perdagangan yang hanya mampu tumbuh 2,65 persen pada 2018. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mampu mencapai 7,81 persen.
"Perlambatan sektor industri pengolahan secara keseluruhan pada 2018 masih dapat diimbangi oleh kinerja sub sektor industri pengolahan CPO yang meningkat sejalan dengan adanya penerapan Good Agricultural Practices (GAP) yang semakin baik, dan panen raya kelapa sawit," katanya.