Pangkalpinang (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian Kelas II Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat nilai ekspor hasil perkebunan petani pada 2018 ke 15 negara tujuan mencapai Rp771,8 miliar dan diperkirakan 2019 meningkat, karena permintaan pasar dunia yang tinggi
"Kami pada 2018 telah menerbitkan 325 sertifikat kesehatan biji lada putih, karet dan sawit untuk diekspor ke berbagai negara tujuan," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang Saifuddin Zuhri di Pangkalpinang, Sabtu.
Ia mengatakan total nilai ekspor hasil komoditas unggulan Provinsi Kepulauan Babel pada 2018 mencapai Rp771,8 miliar dengan rincian sawit dan turunannya terdiri dari bungkil, minyak cair dan minyak beku sawit mencapai Rp268,1 miliar
Sementara total volume ekspor sawit dan turunannya sebanyak 67.032 ton dengan fekwensi 40 kali pengiriman ke China dan Vietnam.
"Ekspor sawit 2018 mengalami penurunan 28 persen jika dibandingkan dua tahun sebelumnya, karena pemberlakukan tarif bea masuk impor oleh negara tujuan yang bergabung dalam Uni Eropa," ujarnya
Sementara itu, volume ekspor karet ke China dan Pakistan sebanyak 19.316 ton, jumlah pengiriman 97 kali dengan nilai ekonomis sebesar Rp347,7 miliar.
"Ekspor karet tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 19 persen jika dibandingkan 2017, karena tingginya permintaan bahan baku karet dari negara produsen China," katanya
Ia mengatakan ekspor biji lada putih pada 2018 ke Singapura, Jerman, Belanda, Perancis, India, Vietnam, Taiwan, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Pakistan, Amerika Serikat, Arab Saudi dan Oman sebanyak 2.601 ton dengan jumlah pengiriman 193 kali bernilai Rp156 miliar.
"Dalam tiga tahun terakhir ini, ekspor lada mengalami fluktuasi, karena adanya persaingan negara penghasil lada seperti Vietnam dan Thailand di pasar dunia," katanya.