Koba (Antara Babel) - Bupati Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Erzaldi Rosman mengatakan kegiatan "ruah kubur" atau tahlil dan membaca ayat suci Al Quran secara bersama-sama di tempat pemakaman umum (TPU) menjelang bulan Ramadhan merupakan warisan budaya yang harus terus dilestarikan.
"Ruah kubur sudah menjadi budaya dan warisan turun temurun yang terus melekat di tengah masyarakat, maka tradisi baik ini harus tetap dipertahankan jangan sampai hilang ditelan zaman," katanya di Koba, Rabu.
Hal itu dikemukakannya menyikapi kebiasaan yang sudah menjadi tradisi di masyarakat, yaitu beramai-ramai membaca tahlil di pemakaman umum menjelang bulan suci Ramadhan seperti yang dilakukan warga Desa Keretak dengan menggelar tabliqh akbar di TPU dengan mengundang penceramah dari Jakarta baru-baru ini.
"Sepanjang memiliki banyak manfaat terhadap syiarnya Islam harus tetap dipertahankan dan dijadikan agenda budaya setiap tahunnya, karena ruah kubur ini disamping beribadah juga ajang mempererat tali silaturahim antarsesama Muslim," katanya.
Selain itu, menurut dia, dengan adanya ruah kubur di sebuah desa menunjukkan bahwa kehidupan beragama di desa tersebut sangat kuat sehingga harus didukung penuh.
"Ruah kubur yang dilakukan masyarakat sangat unik dan langka, tetapi memiliki khasanah budaya sangat tinggi dan sarat dengan nilai religius," katanya.
Sementara Ketua DPRD Bangka Tengah, Adet Mastur mengatakan tidak semua desa yang menggelar ruah kubur secara akbar, sehingga kegiatan seperti ini menjadi unik dan langka dan harus dilestarikan.
"Kegiatan ruah kubur sudah menjadi agenda budaya tahunan di Kabupaten Bangka Tengah, maka masyarakat harus bisa berpikir maju dan membuka diri karena tidak menutup kemungkinan setiap tahunnya akan banyak tamu yang berkunjung ke daerah ini menyaksikan kegiatan ini," ujarnya.
Menurut dia, selain ruah kubur masih banyak budaya yang memiliki nilai religius berkembang di tengah-tengah masyarakat.
"Ini tentu kami dukung sepanjang tidak melanggar norma-norma agama, bahkan bisa dijadikan agenda budaya yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena bisa menarik masyarakat luar daerah untuk berkunjung ke daerah ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014
"Ruah kubur sudah menjadi budaya dan warisan turun temurun yang terus melekat di tengah masyarakat, maka tradisi baik ini harus tetap dipertahankan jangan sampai hilang ditelan zaman," katanya di Koba, Rabu.
Hal itu dikemukakannya menyikapi kebiasaan yang sudah menjadi tradisi di masyarakat, yaitu beramai-ramai membaca tahlil di pemakaman umum menjelang bulan suci Ramadhan seperti yang dilakukan warga Desa Keretak dengan menggelar tabliqh akbar di TPU dengan mengundang penceramah dari Jakarta baru-baru ini.
"Sepanjang memiliki banyak manfaat terhadap syiarnya Islam harus tetap dipertahankan dan dijadikan agenda budaya setiap tahunnya, karena ruah kubur ini disamping beribadah juga ajang mempererat tali silaturahim antarsesama Muslim," katanya.
Selain itu, menurut dia, dengan adanya ruah kubur di sebuah desa menunjukkan bahwa kehidupan beragama di desa tersebut sangat kuat sehingga harus didukung penuh.
"Ruah kubur yang dilakukan masyarakat sangat unik dan langka, tetapi memiliki khasanah budaya sangat tinggi dan sarat dengan nilai religius," katanya.
Sementara Ketua DPRD Bangka Tengah, Adet Mastur mengatakan tidak semua desa yang menggelar ruah kubur secara akbar, sehingga kegiatan seperti ini menjadi unik dan langka dan harus dilestarikan.
"Kegiatan ruah kubur sudah menjadi agenda budaya tahunan di Kabupaten Bangka Tengah, maka masyarakat harus bisa berpikir maju dan membuka diri karena tidak menutup kemungkinan setiap tahunnya akan banyak tamu yang berkunjung ke daerah ini menyaksikan kegiatan ini," ujarnya.
Menurut dia, selain ruah kubur masih banyak budaya yang memiliki nilai religius berkembang di tengah-tengah masyarakat.
"Ini tentu kami dukung sepanjang tidak melanggar norma-norma agama, bahkan bisa dijadikan agenda budaya yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena bisa menarik masyarakat luar daerah untuk berkunjung ke daerah ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014