BKKBN Perwakilan Bangka Belitung dan STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung bekerjasama mengkampanyekan pentingnya memanfaatkan peluang bonus demografi kepada ratusan mahasiswa.
"Kita gencar mengkampanyekan bonus demografi ini meski sedikit terlambat tapi lebih baik dari pada tidak sama sekali, karena banyak hal yang kita khawatirkan di era bonus demografi nanti jika kelompok usia produktif malah menjadi konsumtif," kata Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo di Pangkalpinang, Kamis malam.
Ia mengatakan, BKKBN RI gencar mengkampanyekan bonus demografi dengan melibatkan semua pihak meski terlambat, namun lebih baik agar nanti kelompok usia produktif menjadi modal pembangunan, bukan beban pembangunan.
"Yang kita khawatirkan di bonus demografi nanti, jika modal pendidikan rata-rata di Indonesia hanya 8 atau 6 tahun, bonus demografi bukan menjadi berkah namun musibah jika yang produktif menjadi konsumtif atau beban pembangunan," ujarnya.
Era bonus demografi adalah masa dimana banyaknya kelompok usia produktif lebih banyak dari non produktif sehingga rasio ketergantungan cukup menggembirakan karena menurunnya angka kematian Ibu dan berkurangnya angka kelahiran bayi karena berhasilnya penggunaan alat kontrasepsi.
Berdasarkan penelitian secara biologis di dunia, kelompok produktif yang ideal untuk menikah dan melahirkan berada di usia 20-35 tahun, sehingga usia bayi yang dilahirkan akan ideal dan ibunya juga sehat. Dan usia tersebut akan banyak jumlahnya di era bonus demografi.
"Dengan mengkampanyekan bonus demografi kepada generasi milenial, kita memberi gambaran ke mereka agar menjadi manusia yang berkompeten, profesional dan meningkatkan soft skill dibandingkan hard kill agar kesuksesan mudah diraih," ujarnya.
Wakil Ketua 1 STKIP Muhammadiyah, Maulina Hendrik mengatakan, ini sejak delapan tahun berdiri, ini pertama kalinya STKIP Muhammadiyah Babel menggelar kuliah umum kependudukan yang diikuti 330 mahasiswa baru STKIP Muhammadiyah Babel.
"BKKBN sangat luar biasa karena selalu melibatkan kami dalam menyelesaikan isu-isu permasalahan kependudukan yang ada di Babel," ujarnya.
Selain menggencarkan kampanye bonus demografi, STKIP Muhammadiyah Babel bersama BKKBN Babel juga bekerjasama untuk mengabdi kepada masyarakat dan mengikat janji dengan mencanangkan PIC remaja sejak 2012 lalu.
"Di kegiatan ini bersama BKKBN Babel kita mantapkan langkah untuk kedepan agar SDM di Babel lebih cerah dan menjadi SDM unggul," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Kita gencar mengkampanyekan bonus demografi ini meski sedikit terlambat tapi lebih baik dari pada tidak sama sekali, karena banyak hal yang kita khawatirkan di era bonus demografi nanti jika kelompok usia produktif malah menjadi konsumtif," kata Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo di Pangkalpinang, Kamis malam.
Ia mengatakan, BKKBN RI gencar mengkampanyekan bonus demografi dengan melibatkan semua pihak meski terlambat, namun lebih baik agar nanti kelompok usia produktif menjadi modal pembangunan, bukan beban pembangunan.
"Yang kita khawatirkan di bonus demografi nanti, jika modal pendidikan rata-rata di Indonesia hanya 8 atau 6 tahun, bonus demografi bukan menjadi berkah namun musibah jika yang produktif menjadi konsumtif atau beban pembangunan," ujarnya.
Era bonus demografi adalah masa dimana banyaknya kelompok usia produktif lebih banyak dari non produktif sehingga rasio ketergantungan cukup menggembirakan karena menurunnya angka kematian Ibu dan berkurangnya angka kelahiran bayi karena berhasilnya penggunaan alat kontrasepsi.
Berdasarkan penelitian secara biologis di dunia, kelompok produktif yang ideal untuk menikah dan melahirkan berada di usia 20-35 tahun, sehingga usia bayi yang dilahirkan akan ideal dan ibunya juga sehat. Dan usia tersebut akan banyak jumlahnya di era bonus demografi.
"Dengan mengkampanyekan bonus demografi kepada generasi milenial, kita memberi gambaran ke mereka agar menjadi manusia yang berkompeten, profesional dan meningkatkan soft skill dibandingkan hard kill agar kesuksesan mudah diraih," ujarnya.
Wakil Ketua 1 STKIP Muhammadiyah, Maulina Hendrik mengatakan, ini sejak delapan tahun berdiri, ini pertama kalinya STKIP Muhammadiyah Babel menggelar kuliah umum kependudukan yang diikuti 330 mahasiswa baru STKIP Muhammadiyah Babel.
"BKKBN sangat luar biasa karena selalu melibatkan kami dalam menyelesaikan isu-isu permasalahan kependudukan yang ada di Babel," ujarnya.
Selain menggencarkan kampanye bonus demografi, STKIP Muhammadiyah Babel bersama BKKBN Babel juga bekerjasama untuk mengabdi kepada masyarakat dan mengikat janji dengan mencanangkan PIC remaja sejak 2012 lalu.
"Di kegiatan ini bersama BKKBN Babel kita mantapkan langkah untuk kedepan agar SDM di Babel lebih cerah dan menjadi SDM unggul," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019