Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia menggunakan teleskop untuk mengamati terjadinya fenomena Gerhana Matahari Cincin (GMC) di Pantai Tanjung Kelayang, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Kami juga nanti membagikan kacamata khusus digunakan untuk mengamati terjadinya gerhana matahari," kata Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisikia Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Bambang Setyo Prayitno di Sijuk, Belitung, Kamis.

Menurut dia, kontak pertama gerhana matahari cincin di wilayah itu terjadi pada pukul 10:41 WIB, sedangkan puncak gerhana matahari akan berlangsung pada pukul 12:31 WIB.

"Kemudian gerhana berakhir pada pukul 14:30 WIB semoga cuaca mendukung dan tidak tertutup awan sehingga bisa disaksikan bersama," ujarnya.

Ia mengemukakan, BMKG juga melakukan pemantauan terjadinya fenomena gerhana matahari cincin di lokasi lain seperti Banda Aceh, Sinabang, Batam dan Singkawang.

"Kami menyiapkan teleskop di masing-masing kota dan dihubungkan dengan komputer sehingga bisa diamati langsung secara "streaming" di laman BMKG," lanjutnya.

Ia menambahkan, gerhana matahari cincin diperkirakan akan kembali terjadi di Indonesia pada tahun 2031 melintasi wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.

Kemudian pada tahun 2042 melintasi wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.

"Setiap peristiwa gerhana matahari cincin tidak akan melalui jalur sama dan berbeda karena faktor pergerakan matahari, bulan, dan Bumi," ujarnya.

Ia mengimbau, kepada masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena gerhana matahari cincin agar tidak melihat dengan mata telanjang dikarenakan berbahaya bagi kesehatan mata.

"Pada saat gerhana jangan sekali melihat langsung berbahaya bagi mata dampak serius bisa menyebabkan kebutaan," katanya.

Pewarta: Kasmono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019