Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sepanjang 2019 menemukan sebanyak 60 kasus demam berdarah dengue (DBD).
"Jumlah tersebut jauh lebih meningkat dibanding pada 2018 sebanyak 33 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, Supriyadi di Toboali, Senin.
Ia mengatakan dari 60 kasus DBD yang terjadi sepanjang 2019 ini tersebar di enam kecamatan yang ada di Bangka Selatan.
"Kasus DBD yang terjadi pada 2019 ini tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Toboali sebanyak 21 kasus, Air Gegas 19 kasus, Payung 10 kasus, Simpang Rimba 7 kasus dan Kecamatan Tukak Sadai 1 kasus serta Pulau Besar 1 kasus," jelasnya.
Ia menjelaskan, dari 60 kasus DBD yang terjadi tersebut ada satu orang penderita yang meninggal dunia, yakni di Kecamatan Toboali.
"Untuk penderita yang meninggal dunia pada 2019 ada satu orang di wilayah Kecamatan Toboali, sedangkan pada 2018 tidak ada penderita yang meninggal dunia," katanya.
Menurut dia, pada 2020 pihaknya akan mengoptimalkan penyuluhan dan menggalakan pemberantasan sarang nyamuk di Bangka Selatan serta menganjurkan masyarakat menggalakkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik untuk menekan angka kasus penderita DBD.
"Pola pemberantasan sarang nyamuk dengan cara mengajak masyarakat membuang jentik nyamuk yang ada di rumah maupun di luar rumah, terutama di bak penampungan air dengan sistem 3M terutama di musim pancaroba saat ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Jumlah tersebut jauh lebih meningkat dibanding pada 2018 sebanyak 33 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, Supriyadi di Toboali, Senin.
Ia mengatakan dari 60 kasus DBD yang terjadi sepanjang 2019 ini tersebar di enam kecamatan yang ada di Bangka Selatan.
"Kasus DBD yang terjadi pada 2019 ini tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Toboali sebanyak 21 kasus, Air Gegas 19 kasus, Payung 10 kasus, Simpang Rimba 7 kasus dan Kecamatan Tukak Sadai 1 kasus serta Pulau Besar 1 kasus," jelasnya.
Ia menjelaskan, dari 60 kasus DBD yang terjadi tersebut ada satu orang penderita yang meninggal dunia, yakni di Kecamatan Toboali.
"Untuk penderita yang meninggal dunia pada 2019 ada satu orang di wilayah Kecamatan Toboali, sedangkan pada 2018 tidak ada penderita yang meninggal dunia," katanya.
Menurut dia, pada 2020 pihaknya akan mengoptimalkan penyuluhan dan menggalakan pemberantasan sarang nyamuk di Bangka Selatan serta menganjurkan masyarakat menggalakkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik untuk menekan angka kasus penderita DBD.
"Pola pemberantasan sarang nyamuk dengan cara mengajak masyarakat membuang jentik nyamuk yang ada di rumah maupun di luar rumah, terutama di bak penampungan air dengan sistem 3M terutama di musim pancaroba saat ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020