Toboali, Bangka Selatan (ANTARA) - DKPKB Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hingga akhir September 2019 menangani 47 Kasus Demam Berdarah Degue (DBB) yang tejadi di daerah itu.
"Tidak ada yang fatal, namun tetap ada yang menderita penyakit demam berdarah dengue sebanyak 47 orang penderita," Kata Kepala DKPPKB Bangka Selatan, Supriyadi di Toboali, Kamis.
Ia mengatakan sebanyak 47 orang penderita itu tersebar di beberapa kecamatan. Kendati demikian, kata dia, hal ini bukanlah kejadian luar biasa, sehingga penanganannya dilakukan dengan pengobatan secara intensif bagi pasien.
Menurut dia sebanyak 47 orang pasien DBD di Bangka Selatan tersebar dengan rincian, 20 orang di Puskesmas Toboali, 11 orang di Puskesmas Air Gegas, dua orang di Puskesmas Air Bara dan lima orang di Puskesmas Payung, tujuh orang di Puskesmas Simpang Rimba dan satu orang di Puskesmas Tiram serta satu orang di Puskesmas Batu Betumpang.
Ia mengatakan jika dibandingkan dengan september 2018 maka kasus DBD di Bangka Selatan mengalami peningkatan sebanyak 18 kasus menjadi 47 kasus dari sebelumnya hanya 29 kasus.
"Memang ada peningkatan kasus DBD namun ini masih bulan berjalan dan belum akhir tahun," katanya.
Menurut dia hal ini belum diperlukan pengasapan guna membunuh nyamuk dan jentik penyakit karena untuk pengasapan diperlukan penelitian terlebih dulu ke lapangan.
"Untuk pencegahan tetap dilaksanakan dengan sosialisasi dan gerakan masyarakat hidup sehat," katanya.
Selain itu, pihaknya juga mengoptimalkan penyuluhan dan menggalakan pemberantasan sarang nyamuk di Bangka Selatan serta menganjurkan masyarakat menggalakkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.
"Pola pemberantasan sarang nyamuk dengan cara mengajak masyarakat membuang jentik nyamuk yang ada di rumah maupun di luar rumah terutama di bak penampungan air dengan sistem 3M terutama di musim pancaroba seperti saat ini," katanya.