Toboali, Babel (ANTARA) - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengingatkan warga untuk mewaspadai penularan penyakit frambusia.
"Perlu ada kewaspadaan dini terhadap frambusia dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat," kata Kepala Bidang P2P DKPPKB Basel Slamet di Toboali, Kamis.
Meski belum ditemukan penderita frambusia di Bangka Selatan, namun kata dia, kegiatan penyampaian informasi serta edukasi maupun pemeriksaan pada anak sekolah dan masyarakat tetap terus dilaksanakan.
Frambusia atau dalam beberapa bahasa daerah disebut patek, puru, buba, pian, parangi, ambalo adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum subspecies pertenue yang hidup di daerah tropis.
"Frambusia ini bisa melalui lalat atau melalui kontak langsung dari cairan luka penderita ke orang yang mempunyai kulit yang luka," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat yang mempunyai gejala frambusia dapat dilakukan pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan guna pemeriksaan lebih lanjut.
"Kita juga sudah melakukan deteksi dini frambusia baik penyuluhan maupun pemeriksaan langsung terhadap suspek frambusia," ujarnya.
Berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan terkait sertifikasi bebas frambusia bagi kabupaten/kota non endemis (bebas) frambusia ditetapkan, bahwa Kabupaten Bangka Selatan akan dilakukan asesmen pada 2023.
"Asesmen dengan upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menghilangkan frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi masalah Kesehatan masyarakat secara nasional sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2017," jelasnya.