Indonesian Port Corporation (IPC) atau PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) cabang Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melakukan pengerukan terhadap kolam dan alur pelabuhan guna memperlancar lalu lintas kapal di pelabuhan itu.
"Kerja keruk ini dilakukan guna memperlancar lalu lintas kapal di pelabuhan Tanjung Pandan baik keluar masuk kapal dan juga keluar masuk barang," kata General Manager IPC Tanjung Pandan, Yossianis Marciano di Tanjung Pandan, Belitung, Kamis.
Menurut dia, kerja keruk akan dilakukan pada kolam dan alur menuju pelabuhan sepanjang empat mil dengan kedalaman untuk kolam pelabuhan yakni empat meter LWS (low water spring) dan kedalaman alur minus tiga meter LWS.
Yossi menambahkan, kondisi kolam dan alur pelabuhan sekarang ini mengalami pedangkalan dengan kedalaman minus satu hingga dua meter LWS, sehingga sangat mengganggu olah gerak kapal di pelabuhan itu.
"Kapal-kapal yang akan keluar dan masuk juga tergantung dengan kondisi pasang surut air laut sehingga memperlambat arus barang yang masuk," ujarnya.
Ia menjelaskan, rencananya pengerjaan pengerukkan akan dilakukan oleh anak perusahan IPC yakni PT. Pengerukkan Indonesia dengan estimasi pengerjaan selama satu bulan.
Pihaknya juga telah menentukan area pembuangan atau "dumping area" material dari pengerukkan sebagaimana rekomendasi dari Tim Koordinasi Penataan Tata Ruang Daerah (TKPRD) yakni lebih dari 12 mil dari bibir pantai.
"Terus kedalaman lautnya sekitar 30 meter bukan merupakan zona konservasi atau wilayah tangkapan nelayan dan lokasinya sudah kami survey lokasinya serta ditentukan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Kerja keruk ini dilakukan guna memperlancar lalu lintas kapal di pelabuhan Tanjung Pandan baik keluar masuk kapal dan juga keluar masuk barang," kata General Manager IPC Tanjung Pandan, Yossianis Marciano di Tanjung Pandan, Belitung, Kamis.
Menurut dia, kerja keruk akan dilakukan pada kolam dan alur menuju pelabuhan sepanjang empat mil dengan kedalaman untuk kolam pelabuhan yakni empat meter LWS (low water spring) dan kedalaman alur minus tiga meter LWS.
Yossi menambahkan, kondisi kolam dan alur pelabuhan sekarang ini mengalami pedangkalan dengan kedalaman minus satu hingga dua meter LWS, sehingga sangat mengganggu olah gerak kapal di pelabuhan itu.
"Kapal-kapal yang akan keluar dan masuk juga tergantung dengan kondisi pasang surut air laut sehingga memperlambat arus barang yang masuk," ujarnya.
Ia menjelaskan, rencananya pengerjaan pengerukkan akan dilakukan oleh anak perusahan IPC yakni PT. Pengerukkan Indonesia dengan estimasi pengerjaan selama satu bulan.
Pihaknya juga telah menentukan area pembuangan atau "dumping area" material dari pengerukkan sebagaimana rekomendasi dari Tim Koordinasi Penataan Tata Ruang Daerah (TKPRD) yakni lebih dari 12 mil dari bibir pantai.
"Terus kedalaman lautnya sekitar 30 meter bukan merupakan zona konservasi atau wilayah tangkapan nelayan dan lokasinya sudah kami survey lokasinya serta ditentukan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020