Nelayan tradisional di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selalu diingatkan untuk mewaspadai gelombang pasang yang ada di perairan wilayah itu.

"Saya imbau seluruh nelayan tradisional yang beraktivitas melakukan penangkapan ikan di perairan, untuk tetap mewaspadai gelombang pasang yang biasanya disertai tiupan angin kencang," kata Bupati Bangka Mulkan di Sungailiat, Selasa, menanggapi hilangnya salah satu nelayan Bangka saat melaut di perairan laut Rebo.

Dia mengatakan, kondisi cuaca di sebagian besar wilayah perairan laut Bangka belakangan ini cukup ekstrem dengan ketinggian gelombang yang mencapai satu sampai tiga meter.

"Bagi nelayan yang menggunakan kapal penangkapan ikan yang umumnya berkapasitas dibawah 10 gross ton (GT), tentu gelombang tiga meter sangat membahayakan bagi kapal nelayan tradisional kita," katanya.

Bupati mengingatkan, agar seluruh kapal penangkapan ikan dengan berbagai jenis alat tangkap hendaknya dilengkapi dengan standar peralatan keamanan seperti, life jacket, life bouy, ban dan peralatan keamanan pendukung lainnya.

"Jangan memaksa melaut kalau kondisi cuaca di wilayah penangkapan membahayakan, untuk sementara dapat beralih pekerjaan lain atau ikut membantu pedagang pengumpul ikan," kata bupati.

Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka, Muhammad Ansori Muslim mengatakan, cuaca di laut memang cukup ekstrem karena gelombang pasangnya sering disertai angin kencang yang datang secara tiba-tiba.

"Cuaca di laut  tidak menentu, saat kita berangkat ke laut gelombang cukup aman namun tiba-tiba bisa terjadi gelombang pasang dan angin kencang," katanya.

Pewarta: Kasmono

Editor : Irwan Arfa


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020