Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepulauan Babel mengajarkan cara budidaya lele dalam ember kepada siswi sekolah perempuan pertama di Bangka Belitung.
Menurut Pengawas Perikanan Budi Daya DKP Babel, Suti Maryati, budidaya lele dalam ember merupakan kegiatan yang relatif mudah untuk dilakukan dan tidak memerlukan lahan yang luas.
"Hanya dengan menggunakan ember, kapasitas 80 liter yang diisi 50 hingga 60 benih lele sudah bisa panen dalam waktu kurang lebih tiga bulan," ungkapnya di Kantor DKP Babel, Selasa.
"Bersamaan dengan budidaya lele, ibu-ibu juga bisa menanam kangkung air di atasnya sehingga hasilnya dapat dua sekaligus lele dan kangkung," ungkapnya.
Selain praktis dan mudah dilakukan, modal awal untuk budi daya lele dalam ember juga relatif terjangkau.
"Untuk modal awal membeli ember 80 liter, benih dan pakan serta peralatan lainnya. Dibutuhkan dana sekitar dua ratus ribu rupiah. Untuk selanjutnya lebih murah lagi karena ember masih bisa digunakan lagi," ungkapnya.
Ia berharap perempuan di Desa Jelutung dan Simpang Rimba yang menjadi lokus sekolah perempuan akan dapat lebih berdikari, berkarya, dan mampu berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
"Banyak hal yang bisa dicapai dalam kegiatan budidaya lele dalam ember yaitu dapat membantu perekonomian dan pemenuhan gizi keluarga juga mencegah stunting serta mendongkrak angka konsumsi ikan di Bangka Belitung," ungkap Suti.
Selain sudah mempersiapkan modul pengajaran budi daya lele dalam ember pada sekolah perempuan yang digagas oleh Ketua Tim Penggerak PKK Babel, Melati Erzaldi, DKP Babel juga akan memberikan modul ajar pengolahan ikan gabus menjadi albumin cair yang kaya akan manfaat.
Adapun pembelajaran budidaya lele dalam ember akan dilakukan pada Rabu (04/03/2020) di Desa Jelutung sedangkan praktek dan uji coba akan berlangsung di hari Sabtu (07/03/2020).
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
Menurut Pengawas Perikanan Budi Daya DKP Babel, Suti Maryati, budidaya lele dalam ember merupakan kegiatan yang relatif mudah untuk dilakukan dan tidak memerlukan lahan yang luas.
"Hanya dengan menggunakan ember, kapasitas 80 liter yang diisi 50 hingga 60 benih lele sudah bisa panen dalam waktu kurang lebih tiga bulan," ungkapnya di Kantor DKP Babel, Selasa.
"Bersamaan dengan budidaya lele, ibu-ibu juga bisa menanam kangkung air di atasnya sehingga hasilnya dapat dua sekaligus lele dan kangkung," ungkapnya.
Selain praktis dan mudah dilakukan, modal awal untuk budi daya lele dalam ember juga relatif terjangkau.
"Untuk modal awal membeli ember 80 liter, benih dan pakan serta peralatan lainnya. Dibutuhkan dana sekitar dua ratus ribu rupiah. Untuk selanjutnya lebih murah lagi karena ember masih bisa digunakan lagi," ungkapnya.
Ia berharap perempuan di Desa Jelutung dan Simpang Rimba yang menjadi lokus sekolah perempuan akan dapat lebih berdikari, berkarya, dan mampu berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
"Banyak hal yang bisa dicapai dalam kegiatan budidaya lele dalam ember yaitu dapat membantu perekonomian dan pemenuhan gizi keluarga juga mencegah stunting serta mendongkrak angka konsumsi ikan di Bangka Belitung," ungkap Suti.
Selain sudah mempersiapkan modul pengajaran budi daya lele dalam ember pada sekolah perempuan yang digagas oleh Ketua Tim Penggerak PKK Babel, Melati Erzaldi, DKP Babel juga akan memberikan modul ajar pengolahan ikan gabus menjadi albumin cair yang kaya akan manfaat.
Adapun pembelajaran budidaya lele dalam ember akan dilakukan pada Rabu (04/03/2020) di Desa Jelutung sedangkan praktek dan uji coba akan berlangsung di hari Sabtu (07/03/2020).
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020