Muntok (Antara) - Petugas Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (Distanbunnak) Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, menilai perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah itu kurang peduli terhadap program integrasi sapi-sawit yang dijalankan.

"Program sudah berjalan dua tahun terakhir, namun selama itu pula perusahaan tidak sungguh-sungguh menjalankan program yang diharapkan mampu mendukung swasembada daging nasional tersebut," ujar Pengawas Mutu Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Distanbunnak Kabupaten Bangka Barat, Doni di Muntok, Rabu.

Ia mengatakan, program integrasi sapi-sawit merupakan program yang menggabungkan antara peternakan sapi yang kebutuhan pakannya dipasok dari rumput yang berada di dalam perkebunan kelapa sawit milik perusahaan.

Menurutnya, program bersama yang dilindungi oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor 105 Tahun 2014 tentang Integrasi sawit dan ternak tersebut masih sebatas pengambilan pakan ternak berupa rumput dari lingkungan perkebunan, sedangkan solid atau limbah padat sisa pengolahan kelapa sawit di pabrik tidak diberikan kepada peternak.

"Kejadian seperti ini seperti yang dialami kelompok peternak di Sungkai dan Tugang yang hanya bisa memanfaatkan pakan ternak berupa rumput, sedangkan solid limbah pabrik hanya dibuang begitu saja oleh pihak perusahaan tanpa kejelasan pemanfaatannya," kata dia.

Doni mengatakan, jika ada kesungguhan dari pihak perusahaan untuk mendukung program nasional tersebut, seharusnya perusahaan memberikan solid limbah sawit kepada petani secara cuma-cuma.

"Toh limbah itu tidak dimanfaatkan dan hanya disimpan di tempat penampungan yang malah akan mengakibatkan pencemaran lingkungan, karena tidak diolah sebagaimana mestinya," kata dia.

Ia mengatakan, solid limbah sawit merupakan sumber pakan tambahan ternak yang mengandung lemak dan protein tinggi.

"Solid limbah sawit bisa sebagai pengganti dedak, kelompok ternak membutuhkan itu karena ketersediaan dedak di daerah itu cukup minim dan harus mendatangkan dedak dari Sumatera dengan harga rata-rata Rp2.000 per kilogram," kata dia.

Menurutnya, dengan diberikannya solid limbah sawit ke peternak tentu akan sangat membantu meringankan biaya produksi kelompok.

"Kami berharap perusahaan peduli akan hal ini dan kepada para pemangku kepentingan kami juga minta perhatiannya agar mau menekan perusahaan agar semakin peduli dengan program pengembangan sapi di daerah," kata dia.

Ia mengatakan program integrasi sapi-sawit jika dilaksanakan serius oleh perusahaan maka dengan sendirinya akan membangun hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat dan perusahaan juga bisa langsung memberikan kontribusi positif bagi ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Pewarta: Oleh Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014