Muntok (Antara Babel) - Pekerja proyek pembangunan kompleks wisata Pantai Baturakit Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, menemukan dua meriam berukuran panjang sekitar dua meter.

"Dua unit meriam berdiameter sekitar 30 centimeter dan 35 centimeter Tersebut ditemukan saat para pekerja menggali tanah yang berada di sebelah lapangan gasing," ujar Kepala Bidang Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan, dan Informatika Kabupaten Bangka Barat Henry Een Firsanto di Muntok, Jumat.

Ia menjelaskan dua meriam dengan lubang moncong sekitar 15 centimeter tersebut diperkirakan berusia lebih dari 200 tahun, ditemukan di kedalaman tidak lebih dari dua meter dari permukaan tanah.

"Meriam tersebut ditemukan saat para pekerja menggali tanah yang akan diratakan untuk pembangunan gazebo di sebelah lapangan gasing," kata dia.

Ia mengatakan untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, pada Jumat sore, dua benda tersebut langsung diangkut untuk diamankan di Kantor Dishubparbudinfo Kabupaten Bangka Barat.

"Pengamanan benda bernilai sejarah ini kami lakukan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya pencurian atau perusakan oleh oknum," katanya.

Setelah pengamanan barang temuan tersebut, pihaknya akan segera menghubungi Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi untuk petunjuk lebih lanjut terkait dengan penanganan benda seperti itu.

Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Balai Arkeologi Palembang untuk meminta bantuan seperti apa tindakan yang harus dilakukan terhadap barang tersebut.

"Kami harapkan pihak BPCB Jambi dan Balai Arkeolog Palembang turun langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian di sekitar lokasi, siapa tahu masih ada barang-barang peninggalan yang lain," katanya.

Ketua Muntok Heritage Community Chairul Amri Rani saat ditemui di lokasi penemuan itu, mengatakan meriam berdiameter pangkal sekitar 35 centimeter dan diameter moncong sekitar 20 centimeter itu, kemungkinan peninggalan zaman penjajahan Belanda atau Inggris.

"Kemungkinan besar pada zaman itu lokasi ditemukannya meriam tersebut merupakan gardu intai karena posisinya memang sangat strategis di dataran agar tinggi yang langsung menghadap laut," kata dia.

Ia menyarankan agar pemkab segera menghubungi BPCB Jambi dan Balai Arkeologi Palembang agar dua benda tersebut mendapatkan penanganan sebagaimana mestinya.

"Kami berharap ke depan dua unit meriam tersebut ditempatkan kembali di lokasi tempat ditemukan sebagai penanda di lokasi itu juga memiliki nilai sejarah," kata dia.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Donatus Dasapurna Putranta


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014