Muntok (Antara Babel) - Balai Arkeologi Palembang, Sumatera Selatan melakukan penelitian tempat penemuan dua unit meriam kuno yang ada di Pantai Baturakit, Muntok, Kapulauan Bangka Belitung, sebagai upaya mendapatkan data lebih lanjut mengenai kemungkinan adanya benda purbakala lain di lokasi tersebut
"Penelitian di lokasi kami lakukan sejak kemarin, kami hanya menemukan sejumlah keramik pecahan guci di permukaan, untuk tanda-tanda lain belum ditemukan," kata Petugas Peneliti dari Balai Arkeologi Palembang Wahyu Rizky di Muntok, Selasa.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian tanah permukaan di lokasi itu, ada kemungkinan di lokasi ditemukannya meriam kuno dahulu merupakan gardu intai tentara kolonial.
Penelitian yang dilakukan petugas Balai Arkeologi Palembang di Pantai Baturakit Muntok, Kabupaten Bangka Barat tersebut menindaklanjuti penemuan dua unit meriam dengan panjang lebih dari dua meter yang ditemukan pekerja proyek pengembangan pantai wisata beberapa hari lalu.
Berdasarkan penemuan meriam kuno tersebut, pemkab setempat langsung menghubungi Balai Arkeologi Palembang dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi untuk melakukan penelitian lebih jauh di lokasi tersebut.
Berdasarkan penelitian awal di lokasi, kata Wahyu, pihaknya belum bisa memastikan apakah meriam yang ditemukan para pekerja tersebut merupakan peninggalan kolonial Belanda atau Inggris.
Di lokasi tersebut pihaknya juga tidak menemukan adanya peralatan perang lain atau tanda-tanda bekas berdirinya benteng pertahanan dan sebagainya.
"Kesimpulan awal lokasi tersebut dahulunya hanya sebagai gardu intai yang berfungsi untuk memantau kapal yang berlalu lalang melewati depan menara suar Tanjung Kalian," katanya.
Menurutnya, lokasi tersebut memang cukup strategis sebagai gardau pantau karena letaknya cukup tinggi dan memiliki jarak pandang terbuka cukup lebar untuk mengawasi perairan Selat Bangka.
"Kami curiga ada kemungkinan gardu pantau tidak hanya di lokasi tersebut, ada kemungkinan di lokasi lain ada peninggalan sejenis, mengingat posisi Muntok memang cukup strategis di jalur pelayaran yang melalui Selat Bangka," katanya.
Selain sebagai gardu intai, katanya, bisa jadi lokasi tersebut dahulu juga merupakan tempat singgah kapal-kapal perdagangan yang selama ini tidak terlacak, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya sejumlah pecahan keramik bekas guci dan sejenisnya di lokasi itu.
Berdasarkan bukti pecahan guci dan keramik yang dikumpulkan, kemungkinan tempat tersebut dahulu disinggahi kapal-kapal para pedagang juga, meskipun jumlahnya tidak sebanyak yang berlabuh di Pelabuhan Muntok.
Dia berharap, dengan adanya penemuan awal tersebut, masyarakat setempat semakin sadar sejarah dan budaya yang ada di daerahnya.
"Kami berharap masyarakat memberitahukan ke pemerintah daerah setempat jika menemukan sesuatu yang berhubungan dengan sejarah dan peninggalan purbakala lain, agar bisa diselamatkan," kata dia.
Terkait kemungkinan dilakukannya eskavasi di lokasi tersebut, katanya, jika ditemukan data pendukung lanjutan lain di lokasi itu, pihaknya akan melakukan eskavasi atau penggalian yang dilakukan di tempat yang mengandung benda purbakala.
"Secara umum kami dari Balai Arkeologi siap melakukan eskavasi, tergantung ada tidaknya data pendukung lain di sekitar lokasi," katanya.
Berita Terkait
Kasad nilai meriam-meriam TNI AD perlu modernisasi
29 September 2023 09:11
Dentuman suara meriam jadi penanda berbuka puasa
7 Mei 2021 11:36
Bukan simbol mesum, ini arti jempol kejepit Meriam Si Jagur
24 Juni 2020 15:48
Satu "water canon" atau meriam air disiagakan di depan Istana Kepresidenan
14 Oktober 2019 08:56
Anak Pangkalpinang gemar bermain "meriam bambu" saat Ramadhan
13 Mei 2019 12:37
Cornelis : Meriam Karbit Warisan Budaya Melayu Khas Pontianak
25 Juni 2017 23:28
Warga Kota Pangkalpinang Masih Gemar Main Meriam Bambu
8 Juni 2017 23:47
Perawatan Meriam Kuno Muntok Gunakan Bahan Alami
25 September 2016 22:38