Keseriusan PT Timah Tbk dalam mencegah dan menangani penyebaran covid-19 terus digalakkan. Berbagai langkah antisipatif untuk memutus mata rantai penyebarannya terus dilakukan. Sejak April lalu PT Timah secara mandiri telah melakukan rapid test parsial bagi karyawan.
Rapid test secara mandiri sebagai upaya untuk menscreening dan memetakan penyebaran covid-19 di lingkungan internal perusahaan.
Rapid test ini terus dilakukan secara berkala, hingga pertengahan Mei lalu management memutuskan untuk melakukan rapid test secara masal secara mandiri bagi karyawan dan tenaga alih daya di seluruh wilayah operasional yang berjumlah sekitar 6.000 orang.
Hingga saat ini sudah lebih dari 60 persen karyawan dan TAD yang telah melakukan rapid test. Pemeriksaan rapid test ini terus dilakukan dengan target seluruh karyawan dan TAD. Bekerjasama dengan RSBT rapid test dilakukan di kantor pusat, masing-masing wilayah operasional, hingga ke kapal-kapal perusahaan.
Management menyadari betul upaya pencegahan dan penanganan covid-19 yang dilakukan secara mandiri ini dapat mendeteksi dini penyebaran covid-19, sehingga dapat ditempuh langkah-langkah penanganan yang tepat dan cepat. Rapid test massal yang dilakukan PT Timah sebagai salah satu persiapan untuk menuju new normal atau tatanan baru.
Direktur Utama PT Timah Tbk, M. Riza Pahlevi menjelaskan dengan melakukan rapid test ini diharapkan dapat mendeteksi dan memetakan penyebaran covid-19 di lingkungan perusahaan. Meskipun rapid test bukanlah penentu terpapar covid-19 atau tidak. Namun, dengan rapid test setidaknya memberikan gambaran tentang kondisi karyawan.
"Screnningnya kita lakukan dengan rapid test, kalau tidak di test secara menyeluruh kan kita tidak tau apakah ada yang terpapar atau tidak. Dengan test ini kita bisa memetakan mana yang perlu penanganan lebih lanjut mana yang tidak," katanya.
Tak dipungkiri Riza, ada beberapa hal yang akan berimplikasi dengan dilakukan rapid test. Namun, demi kebaikan bersama hal ini perlu dilakukan sehingga dapat memutus mata rantai penyebarannya.
"Kalau pun ada yang hasilnya reaktif, bukan berarti mereka positif covid-19. Ini yang harus kita ketahui sehingga mereka bisa kita tangani dulu misalnya isolasi, agar ini tidak terus menyebar. Rapid ini kita lakukan secara mandiri karena untuk mendeteksi ini," sebutnya.
"Kemudian kepada yang teridentifikasi reaktif jangan takut, jaga kondisi psikologi dengan tetap berfikir positif. Kita tetap memberikan dukungan," tambahnya.
Sejauh ini, kata dia PT Timah melakukan upaya pencegahan dan penanganan covid-19 secara mandiri. Namun, tetap bersinergi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah daerah tingkat provinsi hingga kabupaten/kota, tim satgas penanganan covid-19 di berbagai Wilayah, serta stakeholder terkait.
"Kita lakukan ini secara mandiri tentunya tetap bersinergi terutama dengan TIm Gugus Tugas untuk kegiatan eksternal. Untuk kegiatan internal kita bersama dengan tim tanggap penanganan covid-19 yang telah kita bentuk," tambahnya.
Baru-baru ini PT Timah Tbk juga menyerahkan 3 ribu unit alat rapid test kepada Gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk melakukan tes secara masal ke beberapa wilayah khususnya daerah terpapar.
Selain itu, PT Timah juga melakukan rapid test bagi siswa penerima kelas beasiswa PT Timah Tbk di SMAN 1 Pemali. Screening ini dilakukan sebelum para pelajar ini memulai pembelajaran tatap muka sebagai sekolah piloting pandemi covid-19.
PT Timah melalui PT RSBT juga melakukan pemeriksaan swab Polymerase Chain Reaction (PCR) bagi karyawan yang dinyatakan reaktif saat rapid test antibody. Tidak hanya itu, PT Timah juga menyediakan tempat isolasi bagi karyawan yang membutuhkan.
Senada, sebelumnya Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC) Kabupaten Bangka, Boy Yandra, mengapresiasi sejumlah langkah yang telah dilakukan PT Timah untuk membantu tim memutus mata rantai penyebaran covid-19.
"Kita berterimakasih karena PT Timah telah melakukan rapid test secara mandiri, karena ini membantu kita memutus mata rantai penyebaran. Tapi kita berharap upaya penanganan yang dilakukan PT Timah dikoordinasikan dengan kita sehingga penanganannya bisa dilakukan secara bersama sesuai protokol," katanya, Minggu (31/5).
Ia menyebutkan, dengan adanya test yang dilakukan secara mandiri oleh perusahaan tentunya membantu deteksi dini penyebaran covid-19 sehingga nantinya bisa ditangani dengan cepat. Terutama terhadap Orang Tanpa Gejala (OTG) yang berpotensi menjadi carier.
"Misalnya kalau hasil yang dilakukan PT Timah ada yang reaktif laporkan ke kami segera, nanti tim akan turun untuk melakukan pemeriksaan epidimologi, ada petugas puskesmas yang yang akan memeriksa rutin serta men tracking kontak mereka sehingga bisa segera kita putus mata rantainya. Mereka juga akan dipasang gelang pantau," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
Rapid test secara mandiri sebagai upaya untuk menscreening dan memetakan penyebaran covid-19 di lingkungan internal perusahaan.
Rapid test ini terus dilakukan secara berkala, hingga pertengahan Mei lalu management memutuskan untuk melakukan rapid test secara masal secara mandiri bagi karyawan dan tenaga alih daya di seluruh wilayah operasional yang berjumlah sekitar 6.000 orang.
Hingga saat ini sudah lebih dari 60 persen karyawan dan TAD yang telah melakukan rapid test. Pemeriksaan rapid test ini terus dilakukan dengan target seluruh karyawan dan TAD. Bekerjasama dengan RSBT rapid test dilakukan di kantor pusat, masing-masing wilayah operasional, hingga ke kapal-kapal perusahaan.
Management menyadari betul upaya pencegahan dan penanganan covid-19 yang dilakukan secara mandiri ini dapat mendeteksi dini penyebaran covid-19, sehingga dapat ditempuh langkah-langkah penanganan yang tepat dan cepat. Rapid test massal yang dilakukan PT Timah sebagai salah satu persiapan untuk menuju new normal atau tatanan baru.
Direktur Utama PT Timah Tbk, M. Riza Pahlevi menjelaskan dengan melakukan rapid test ini diharapkan dapat mendeteksi dan memetakan penyebaran covid-19 di lingkungan perusahaan. Meskipun rapid test bukanlah penentu terpapar covid-19 atau tidak. Namun, dengan rapid test setidaknya memberikan gambaran tentang kondisi karyawan.
"Screnningnya kita lakukan dengan rapid test, kalau tidak di test secara menyeluruh kan kita tidak tau apakah ada yang terpapar atau tidak. Dengan test ini kita bisa memetakan mana yang perlu penanganan lebih lanjut mana yang tidak," katanya.
Tak dipungkiri Riza, ada beberapa hal yang akan berimplikasi dengan dilakukan rapid test. Namun, demi kebaikan bersama hal ini perlu dilakukan sehingga dapat memutus mata rantai penyebarannya.
"Kalau pun ada yang hasilnya reaktif, bukan berarti mereka positif covid-19. Ini yang harus kita ketahui sehingga mereka bisa kita tangani dulu misalnya isolasi, agar ini tidak terus menyebar. Rapid ini kita lakukan secara mandiri karena untuk mendeteksi ini," sebutnya.
"Kemudian kepada yang teridentifikasi reaktif jangan takut, jaga kondisi psikologi dengan tetap berfikir positif. Kita tetap memberikan dukungan," tambahnya.
Sejauh ini, kata dia PT Timah melakukan upaya pencegahan dan penanganan covid-19 secara mandiri. Namun, tetap bersinergi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah daerah tingkat provinsi hingga kabupaten/kota, tim satgas penanganan covid-19 di berbagai Wilayah, serta stakeholder terkait.
"Kita lakukan ini secara mandiri tentunya tetap bersinergi terutama dengan TIm Gugus Tugas untuk kegiatan eksternal. Untuk kegiatan internal kita bersama dengan tim tanggap penanganan covid-19 yang telah kita bentuk," tambahnya.
Baru-baru ini PT Timah Tbk juga menyerahkan 3 ribu unit alat rapid test kepada Gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk melakukan tes secara masal ke beberapa wilayah khususnya daerah terpapar.
Selain itu, PT Timah juga melakukan rapid test bagi siswa penerima kelas beasiswa PT Timah Tbk di SMAN 1 Pemali. Screening ini dilakukan sebelum para pelajar ini memulai pembelajaran tatap muka sebagai sekolah piloting pandemi covid-19.
PT Timah melalui PT RSBT juga melakukan pemeriksaan swab Polymerase Chain Reaction (PCR) bagi karyawan yang dinyatakan reaktif saat rapid test antibody. Tidak hanya itu, PT Timah juga menyediakan tempat isolasi bagi karyawan yang membutuhkan.
Senada, sebelumnya Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC) Kabupaten Bangka, Boy Yandra, mengapresiasi sejumlah langkah yang telah dilakukan PT Timah untuk membantu tim memutus mata rantai penyebaran covid-19.
"Kita berterimakasih karena PT Timah telah melakukan rapid test secara mandiri, karena ini membantu kita memutus mata rantai penyebaran. Tapi kita berharap upaya penanganan yang dilakukan PT Timah dikoordinasikan dengan kita sehingga penanganannya bisa dilakukan secara bersama sesuai protokol," katanya, Minggu (31/5).
Ia menyebutkan, dengan adanya test yang dilakukan secara mandiri oleh perusahaan tentunya membantu deteksi dini penyebaran covid-19 sehingga nantinya bisa ditangani dengan cepat. Terutama terhadap Orang Tanpa Gejala (OTG) yang berpotensi menjadi carier.
"Misalnya kalau hasil yang dilakukan PT Timah ada yang reaktif laporkan ke kami segera, nanti tim akan turun untuk melakukan pemeriksaan epidimologi, ada petugas puskesmas yang yang akan memeriksa rutin serta men tracking kontak mereka sehingga bisa segera kita putus mata rantainya. Mereka juga akan dipasang gelang pantau," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020