Pangkalpinang (Antara Babel) - Plt Direktur Utama PDAM Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, Suyadi mengatakan pendistribusian air dari PDAM kepada pelanggan di Kota itu masih terkendala listrik yang tidak stabil.

"Hingga kini kami tidak bisa maksimal mendistribusikan air kepada pelanggan. Padahal persediaan air lebih dari cukup, namun dikarenakan listrik yang sering padam dan tidak stabil, maka air tidak bisa dialiri setiap hari," ujarnya di Pangkalpinang, Minggu.

Ia mengatakan, saat tegangan listrik sendang tidak stabil, maka sangat berpengaruh terhadap mesin yang mengakibatkan mesin menjadi rusak. Selain itu, jika listrik padam, mesin pun tidak bisa beroperasi.

"Kalau listrik padam, kami tidak bisa beroperasi. Jika menggunakan mesin genset, maka biaya operasional akan lebih mahal bahkan tidak sanggup untuk membiayainya," ungkapnya.

Dikatakannya, untuk waktu pengoperasian, mulai pukul 17.00 hingga 22.00 WIB, PLN tidak memperbolehkan kami untuk beroperasi karena beban puncak listrik. Waktu yang diberikan untuk beroperasi mulai pukul 22.00-17.00 WIB.

"Waktu yang diperbolehkan beroperasi tersebut belum tentu bisa dilakukan secara optimal karena tegangan yang tidak stabil dan listrik sering padam," jelasnya.

Ia menyebutkan, selain masalah listrik, kendala lain yang mereka hadapi yakni tingkat kekeruhan air. Dimana tingkat kekeruhan air saat ini mencapai 3000 NTU, sedangkan yang paling bagus tingkat kekeruhannya harus di bawah 100 NTU.

"Tingginya tingkat kekeruhan air itu dikarenakan limbah dari tambang inkonvensional (TI) yang mengalir hingga ke kolong tempat persediaan air milik PDAM," ujarnya.

Ia berharap, Kota Pangkalpinang sebagai kota yang terus berkembang, maka permasalahan air khususnya di PDAM bisa diatasi secepatnya. Yang terpenting adalah terselesaikannya masalah listrik.

"Jika masalah listrik bisa teratasi, kami jamin pendistribusian air kepada seluruh pelanggan di Pangkalpinang akan teratasi. Karena persediaan air yang dimiliki PDAM lebih dari cukup," katanya.

Pewarta: Oleh: Try Mustika Hardi

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014