Pangkalpinang (Antara Babel) - Nelayan tradisional di Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), mengeluhkan  harga es balok untuk pengawet ikan hasil tangkapan naik menyusul kenaikan harga BBM.

"Harga es balok itu naik menjadi Rp25 ribu dari harga sebelumnya Rp20 ribu per balok," kata seorang nelayan, Amit di Pangkalpinang, Jumat.

Menurut dia, kenaikan harga es itu cukup tinggi dan memberatkan perekonomian nelayan, sedangkan hasil tangkapan saat ini menurun karena gelombang di perairan daerah itu mulai naik.

"Kami hanya bisa pasrah dengan kenaikan itu dan tetap membelinya karena sangat dibutuhkan, untuk mengantisipasi pengeluaran yang cukup besar penggunaan es balok diikurangi," ujarnya.

Ia menjelaskan, selama 12 hari melaut biasanya nelayan menghabiskan 17 batang es balok untuk mengawetkan hasil tangkapan, namun sekarang penggunaannya hanya berkisar 13 batang.

"Untuk menjaga agar hasil tangkapan itu tetap segar hingga dijual ditempat pelelangan ikan kami membutuhkan es yang cukup banyak, namun sekarang harus dikurangi untuk meghemat biaya melaut" katanya.

Demikian juga Andi, seorang nelayan di daerah itu yang mengeluhkan naiknya harga es balok tersebut.

Ia berharap, ditengah mahalnya harga kebutuhan pokok saat ini pemerintah juga dapat mengontrol harga es itu agar tetap stabil dan tidak memberatkan perekonomian keluarga nelayan.

"Kami berharap agar pemerintah memperhatikan nelayan tradisional sehingga bisa mengurangi beban perekonomian keluarga nelayan," ujarnya.

Pewarta: Oleh: Mulki

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014