Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat nilai ekspor timah dan nontimah pada November 2022 sebesar 128,15 juta dolar Amerika Serikat, atau turun 22,73 persen dibandingkan ekspor bulan sebelumnya 165,84 juta dolar AS.
"Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, penurunan ekspor jauh lebih drastis yaitu sebesar 48,83 persen dari total 250,45 juta dolar AS," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Toto Haryanto Silitonga, di Pangkalpinang, Senin.
Ia menjelaskan dari Januari hingga November 2022 ekspor dari pelabuhan di luar Babel mendominasi dengan persentase sebesar 53,17 persen
“Nilai ekspor barang dari Babel pada Januari hingga November 2022 melalui Pelabuhan Babel mencapai 1,147 juta dolar AS dan yang melalui Pelabuhan selain Babel mencapai 1,302 juta dolar AS,” ujarnya.
Ia mengatakan meskipun ekspor timah mengalami penurunan, timah masih menjadi komoditas utama ekspor Babel dengan kontribusi sebesar 110,23 juta dolar AS, atau 87,01 persen dari total ekspor Babel.
“Ekspor timah mengalami penurunan sebesar 18,66 dibandingkan ekspor bulan sebelumnya dan sebesar 52,39 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu,” ungkapnya.
Selain timah, komoditas lain yang menjadi ekspor Babel adalah lemak dan minyak hewan nabati, ikan, udang, kopi, teh, rempah-rempah, karet dan barang dari karet.
“Di peringkat dua ada lemak dan minyak hewan nabati dengan nilai ekspor 10,15 juta dolar AS, lalu ikan dan udang dengan nilai ekspor 2,91 juta dolar AS. Selanjutnya ada kopi, teh, dan rempah-rempah sebesar 1,97 juta dolar AS serta karet dan barang dari karet sebesar 1,66 juta dolar AS,” jelasnya.
Ia mengatakan dari Januari hingga November 2022, Tiongkok mendominasi pangsa ekspor timah dan nontimah Babel dengan sepertiga komoditas diniagakan ke negara tersebut.
“Ada tiga negara yang menjadi pangsa utama ekspor timah Babel yaitu Tiongkok, Singapura, dan India dengan persentase sebesar 62,95 persen dari total ekspor. Sementara untuk sektor nontimah ada Tiongkok, Malaysia, dan Belanda dengan 62,92 persen dari total ekspor,” katanya.
Ia berharap pemerintah bisa menjaga relasi dengan negara-negara importir agar komoditas ekspor Babel dapat diterima dengan baik dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
“Penting sebagai eksportir untuk menjaga hubungan baik dengan importir agar produk kita dapat diterima dengan baik.” tutupnya.