Pemerintah Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berencana akan membangun SMP Negeri 11 guna mengatasi masalah yang terjadi saat penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang melebih daya tampung SMP di kota itu.
"Untuk menyelesaikan carut marut PPDB ini, maka solusinya yaitu dengan menambah ruang kelas setiap SMP atau menambah unit sekolah baru," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang, Eddy Supriadi, Jumat.
Ia mengatakan, saat ini terjadi penumpukan siswa di empat SMP Negeri, padahal ideal standar pelayanan minimal di Pangkalpinang setiap kelas menampung 36 siswa, namun saat ini di kelas delapan dan sembilan rasio sudah melebihi kapasitas.
"Jadi per jenjang setiap tahun kekurangan sekitar 12 hingga 14 kelas. Kalau memang mau buat kelas baru, maka ada sekitar 34 kelas lagi," ujarnya.
Karena dipastikan setiap tahun jumlah siswa akan membludak, maka Dirinya mengusulkan pembangunan SMP Negeri 11 mengambil lokasi di Terminal Selindung. Lokasi tersebut dipilih mengingat angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) di kecamatan Gabek masih rendah.
Selain itu, satu-satunya kecamatan yang tidak memiliki SMP Negeri adalah Taman Sari sehingga usulan kedua untuk rencana lokasi pembangunan SMP N 11 ada di sekitar Gedung Nasional.
Sekretaris Bappeda, Belly Juwari mendukung penuh rencana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang agar permasalahan PPDB tidak menjadi gunung es.
"Untuk keputusan rapat hari ini akan segera dilaporkan ke wali kota dan sekretaris daerah untuk meminta persetujuan mereka," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Untuk menyelesaikan carut marut PPDB ini, maka solusinya yaitu dengan menambah ruang kelas setiap SMP atau menambah unit sekolah baru," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang, Eddy Supriadi, Jumat.
Ia mengatakan, saat ini terjadi penumpukan siswa di empat SMP Negeri, padahal ideal standar pelayanan minimal di Pangkalpinang setiap kelas menampung 36 siswa, namun saat ini di kelas delapan dan sembilan rasio sudah melebihi kapasitas.
"Jadi per jenjang setiap tahun kekurangan sekitar 12 hingga 14 kelas. Kalau memang mau buat kelas baru, maka ada sekitar 34 kelas lagi," ujarnya.
Karena dipastikan setiap tahun jumlah siswa akan membludak, maka Dirinya mengusulkan pembangunan SMP Negeri 11 mengambil lokasi di Terminal Selindung. Lokasi tersebut dipilih mengingat angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) di kecamatan Gabek masih rendah.
Selain itu, satu-satunya kecamatan yang tidak memiliki SMP Negeri adalah Taman Sari sehingga usulan kedua untuk rencana lokasi pembangunan SMP N 11 ada di sekitar Gedung Nasional.
Sekretaris Bappeda, Belly Juwari mendukung penuh rencana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang agar permasalahan PPDB tidak menjadi gunung es.
"Untuk keputusan rapat hari ini akan segera dilaporkan ke wali kota dan sekretaris daerah untuk meminta persetujuan mereka," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020