Pangkalpinang, 5/12 (Antara) - Balai Benih Ikan Lokal (BBIL) Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, meminta para pembudidaya ikan air tawar mewaspadai pancaroba yang bisa mengakibatkan ikan mereka mati karena stres dan terserang bakteri aeromonas.

"Musim pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan memengaruhi suhu air kolam yang tidak stabil sehingga ikan menjadi stres dan  memicu pertumbuhan bakteri," kata Kepala BBIL Kota Pangkalpinang Teguh Sutoto di Pangkalpinang, Jumat.

Ia menjelaskan penyebaran bakteri dan tingkat stres ikan juga dapat dipicu oleh kepadatan tebar benih serta pemberian pakan yang berlebihan.

Pakan yang berlebihan, katanya, tidak semua bisa dimakan ikan dan akhirnya membusuk.

Ia mengimbau pembudidaya ikan air tawar menjaga kebersihan kolam. Mereka disarankan tidak memakai terpal karena cenderung mengundang penyakit sebagai akibat minimnya sirkulasi air.

"Beri pakan yang cukup dan bersihkan kolam dengan melakukan pergantian air secara rutin dan usahakan air tetap mengalir," katanya.

Menurut dia, penyebaran bakteri aeromonas di daerah itu cukup mengkhawatirkan karena rata-rata kolam budi daya ikan air tawar milik petani mengandalkan air bekas tambang timah yang tidak memiliki sirkulasi air.

"Banyak kejadian tiba-tiba lele mati mendadak dalam jumlah besar atau satu per satu dan akhirnya petani gagal panen. Hal itu karena sirkulasi air tidak lancar dan sulit menanggulangi bakteri mematikan itu," katanya.

Ia mengatakan budi daya lele cukup mudah, tidak membutuhkan perawatan yang khusus, dan biayanya juga cukup murah jika dibandingkan dengan pemeliharaan ikan mas, gurami, nila, dan bawal.

"Masa panen lele cukup singkat, hanya tiga bulan jika dibanding ikan air tawar lainnya yang mencapai enam bulan, seperti nila, gurami, dan patin," ujarnya.

Pewarta: Oleh: Mulki

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014