Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyatakan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momentum untuk merawat toleransi dan kerukunan antar umat beragama.

"Nabi Muhammad SAW menghargai keyakinan dan agama orang yang berbeda dengan dirinya," kata Sekretaris MUI Belitung, Ramansyah di Tanjung Pandan, Kamis.

Menurut dia, ketika itu kota Madinah hidup masyarakat dengan latar belakang keyakinan yang berbeda seperti Yahudi dan Nasrani.

Ia menambahkannya, ditengah kondisi perbedaan tersebut Nabi Muhammad SAW mampu menciptakan suatu keadaan yang harmoni dalam bingkai kerukunan antar umat beragama.

"Ini juga harus kita teladani bagaimana kita mampu menciptakan kerukunan di dalam kehidupan sosial masyarakat," ujarnya.

Ia menyebutkan, ada tiga kunci utama sekaligus menjadi tolak ukur bagi keberhasilan suatu wilayah merawat kerukunan antar umat beragama yaitu kesetaraan, kerja sama, dan toleransi.

"Bagaimana wilayah itu membangun kerja sama antar agama ingat kerjasamanya adalah dalam hal sosial kemasyarakatan maka semakin semakin sering kerja sama maka daerah akan semakin rukun," katanya.

Dirinya juga berharap melalui peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW umat islam dapat senantiasi meneladani sifat Nabi Muhammad SAW terutama ditengah kondisi pandemi COVID-19.

"Dalam konteks saat ini sangat relevan sekali bagaiman kita bersinergi bersama mempercepat penanganan COVID-19 baik dari unsur pemerintah, ulama, swasta maupun masyarakat," ujar Ramansyah.

Pewarta: Apriliansyah

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020