Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membangun gedung perpustakaan daerah berbasis inklusi sosial yang harapkan menjadi pusat kegiatan masyarakat.
"Saat ini masih dalam tahap pengerjaan, kami targetkan siap beroperasi pada Februari 2021," kata Kepala Bidang Kerja Sama Pengembangan Minat Baca, SDM Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bangka Barat Farouk Yohansyah di Mentok, Rabu.
Menurut dia, perpustakaan berbasis inklusi merupakan salah satu program pemerintah untuk mewujudkan transformasi perpustakaan dari sebelumnya yang dianggap sebagai gudang buku menjadi tempat menggembirakan untuk dikunjungi sekaligus mengubah hidup menjadi lebih berkualitas.
Farouk mengatakan, konsep dasarnya menjadikan literasi untuk kesejahteraan, jadi di lingkungan perpustakaan daerah itu nantinya akan disediakan beberapa tempat yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk beraktivitas lain.
Perpusda bangka Barat nantinya bisa dimanfaatkan untuk menggelar pelatihan keterampilan, menyusun kegiatan kelompok, bahkan hingga pemasaran produk yang dihasilkan bisa dilakukan di perpustakaan.
"Semua kegiatan itu sumbernya ada dalam buku yang sudah disediakan, ini merupakan bentuk integrasi sekaligus mendekatkan buku dalam kebutuhan hidup sehari-hari," katanya.
Gedung perpustakaan baru tersebut dibangun di atas lahan seluas satu hektare, dengan biaya sebanyak Rp10 miliar yang dianggarkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan sub-Bidang Perpustakaan Daerah dan APBD Kabupaten Bangka Barat 2020 sekitar Rp500 juta.
Dengan anggaran sebesar itu, diharapkan gedung yang dibangun bisa memberikan daya tarik tersendiri sehingga akan semakin banyak dikunjungi.
"Kami juga akan melibatkan instansi terkait sebagai mentor untuk pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Saat ini masih dalam tahap pengerjaan, kami targetkan siap beroperasi pada Februari 2021," kata Kepala Bidang Kerja Sama Pengembangan Minat Baca, SDM Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bangka Barat Farouk Yohansyah di Mentok, Rabu.
Menurut dia, perpustakaan berbasis inklusi merupakan salah satu program pemerintah untuk mewujudkan transformasi perpustakaan dari sebelumnya yang dianggap sebagai gudang buku menjadi tempat menggembirakan untuk dikunjungi sekaligus mengubah hidup menjadi lebih berkualitas.
Farouk mengatakan, konsep dasarnya menjadikan literasi untuk kesejahteraan, jadi di lingkungan perpustakaan daerah itu nantinya akan disediakan beberapa tempat yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk beraktivitas lain.
Perpusda bangka Barat nantinya bisa dimanfaatkan untuk menggelar pelatihan keterampilan, menyusun kegiatan kelompok, bahkan hingga pemasaran produk yang dihasilkan bisa dilakukan di perpustakaan.
"Semua kegiatan itu sumbernya ada dalam buku yang sudah disediakan, ini merupakan bentuk integrasi sekaligus mendekatkan buku dalam kebutuhan hidup sehari-hari," katanya.
Gedung perpustakaan baru tersebut dibangun di atas lahan seluas satu hektare, dengan biaya sebanyak Rp10 miliar yang dianggarkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan sub-Bidang Perpustakaan Daerah dan APBD Kabupaten Bangka Barat 2020 sekitar Rp500 juta.
Dengan anggaran sebesar itu, diharapkan gedung yang dibangun bisa memberikan daya tarik tersendiri sehingga akan semakin banyak dikunjungi.
"Kami juga akan melibatkan instansi terkait sebagai mentor untuk pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020