Seorang dokter di puskesmas di Kecamatan Pemali Kabupaten Bangka Provinsi mengalami luka memar bagian dalam pipi sebelah kanan akibat diduga tindak kekerasan oknum kepala puskesmas (Kapus) setempat inisial Mld.
Menurut korban, drg. Akbar Firdiansyah di Pemali, Senin seusai melaporkan kejadian itu di polsek setempat mengatakan kronologis kejadian dimana bermula ditemukannya salah seorang tenaga kesehatan di puskesmas Pemali terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga harus dilakukan swab seluruh pegawai.
Baca juga: Tolak Swab COVID-19, Oknum Kepala Puskemas Pemali pukul petugas
"Saat itu terjadi perbedaan pendapat antara Kepala Dinas Kesehatan dengan istrinya Mld, Kepala Dinas Kesehatan minta untuk dilakukan swab seluruh pegawai sedangkan istri kepala puskesmas hanya minta di Asesmen," jelasnya.
Dia mengatakan, perintah dari Kadiskes akhirnya menunggu assesmen sampai batas waktu yang ditentukan namun jika tidak ada kejelasan asesmen dilakukan swab seluruh pegawai.
"Setelah itu saya menyampaikan di grup WhatsApp internal yang menanyakan kepada kepala puskesmas dengan salah satu tenaga kesehatan tidak berkenan di swab karena kita sebagai tenaga kesehatan harus terbuka dan memberikan contoh kepada masyarakat dalam upaya pencegahan COVID-19," katanya.
Kemudian kata dia, dirinya dihubungi secara pribadi oleh kepala puskesmas untuk masuk ke ruangannya di lantai atas, saat ini Mld tetap berpendapat tidak mau di swab dengan alasan tidak kontak langsung dengan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19.
"Saat itu saya bertanya dengan Mld mengenai assesman yang seperti apa karena saya tidak tahu asseman seperti apa dan tidak ada koordinasi sebelumnya dengan kami ," jelasnya.
Saat itu kata Akbar, Mld emosi dan menyinggung mengenai tulisan di grup internal dan tiba-tiba pelaku mau melempar buku namun tidak jadi dan menonjok mengenai bagian kanan karena korban berusaha menghindar, kemudian mau memukul kedua kalinnya, korban secara reflek bilang kalau ada CCTV. Pelaku saat itu masih keadaan emosi dan selalu mematahkan pembicaraan korban.
"Mld sempat mengebrak meja dan bilang assemen sebanyak tiga kali dan saat itu saya keluar dari ruangan Mld, tidak terselang lama Mld keluar dari puskesman tanpa ada konfirmasi apa-apa," kata Akbar.
Kejadian sekitar pukul 11.45 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB di ruang kepala puskesmas Pemali lantai dua. Korban merasa terintimidasi karena Mld adalah seorang pimpinan.
"Saya akan berkoordinasi dengan penasehat hukum untuk menentukan selanjutnya," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
Menurut korban, drg. Akbar Firdiansyah di Pemali, Senin seusai melaporkan kejadian itu di polsek setempat mengatakan kronologis kejadian dimana bermula ditemukannya salah seorang tenaga kesehatan di puskesmas Pemali terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga harus dilakukan swab seluruh pegawai.
Baca juga: Tolak Swab COVID-19, Oknum Kepala Puskemas Pemali pukul petugas
"Saat itu terjadi perbedaan pendapat antara Kepala Dinas Kesehatan dengan istrinya Mld, Kepala Dinas Kesehatan minta untuk dilakukan swab seluruh pegawai sedangkan istri kepala puskesmas hanya minta di Asesmen," jelasnya.
Dia mengatakan, perintah dari Kadiskes akhirnya menunggu assesmen sampai batas waktu yang ditentukan namun jika tidak ada kejelasan asesmen dilakukan swab seluruh pegawai.
"Setelah itu saya menyampaikan di grup WhatsApp internal yang menanyakan kepada kepala puskesmas dengan salah satu tenaga kesehatan tidak berkenan di swab karena kita sebagai tenaga kesehatan harus terbuka dan memberikan contoh kepada masyarakat dalam upaya pencegahan COVID-19," katanya.
Kemudian kata dia, dirinya dihubungi secara pribadi oleh kepala puskesmas untuk masuk ke ruangannya di lantai atas, saat ini Mld tetap berpendapat tidak mau di swab dengan alasan tidak kontak langsung dengan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19.
"Saat itu saya bertanya dengan Mld mengenai assesman yang seperti apa karena saya tidak tahu asseman seperti apa dan tidak ada koordinasi sebelumnya dengan kami ," jelasnya.
Saat itu kata Akbar, Mld emosi dan menyinggung mengenai tulisan di grup internal dan tiba-tiba pelaku mau melempar buku namun tidak jadi dan menonjok mengenai bagian kanan karena korban berusaha menghindar, kemudian mau memukul kedua kalinnya, korban secara reflek bilang kalau ada CCTV. Pelaku saat itu masih keadaan emosi dan selalu mematahkan pembicaraan korban.
"Mld sempat mengebrak meja dan bilang assemen sebanyak tiga kali dan saat itu saya keluar dari ruangan Mld, tidak terselang lama Mld keluar dari puskesman tanpa ada konfirmasi apa-apa," kata Akbar.
Kejadian sekitar pukul 11.45 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB di ruang kepala puskesmas Pemali lantai dua. Korban merasa terintimidasi karena Mld adalah seorang pimpinan.
"Saya akan berkoordinasi dengan penasehat hukum untuk menentukan selanjutnya," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020