Toboali (Antara Babel) - Wakil Bupati Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, Nurysamsu meminta PT Sumber Jaya Indah (SJI) menghentikan penambangan bijih timah di laut Mempunai Toboali karena merugikan warga pesisir daerah itu.
"Kami minta perusahaan tambang itu berhenti menambang di wilayah tangkapan ikan nelayan tradisional di daerah itu," kata Nurysamsu di Toboali, Selasa.
Penghentian operasi kapal isap (KIP) tersebut, menurut dia, juga karena adanya penolakan dari warga pesisir Mempunai Toboali.
"Sebaiknya operasional kapal isap produksi milik perusahaan itu dihentikan karena merugikan nelayan yang mengandalkan hidupnya di wilayah penambangan timah tersebut," ujarnya.
Menurut dia, penambangan timah ini berdampak buruk terhadap nelayan karena akan mengakibatkan hasil tangkapan nelayan semakin berkurang.
"Dampak terhadap ekonomi nelayan pasti ada, kalau KIP tersebut terus beroperasi di wilayah terumbu karang tersebut," ujarnya.
Ketika disinggung mengenai dampak terhadap pemerintah daerah, dirinya menyatakan aktivitas tambang tersebut tidak berdampak apa-apa.
"Penambangan timah di tengah laut tidak berdampak terhadap peningkatan ketersediaan tenaga kerja, pendapatan asli daerah (PAD), jadi tambang ini tidak berdampak positif terhadap pembangunan daerah," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, diminta dinas terkait segera melakukan kajian ulang terhadap izin yang telah dikeluarkan.
"Sebaiknya dinas terkait turun langsung ke lapangan dan melihat dari dekat, jangan hanya menerima laporan saja, sebelum memberikan izin," ujarnya.
Ia juga berharap nelayan agar jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak jelas karena akan merugikan diri sendiri.
"Kami berharap nelayan tetap tenang menyikapi masalah ini dan melakukan rutinitas seperti biasa dan jangan mudah terprovokasi," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Kami minta perusahaan tambang itu berhenti menambang di wilayah tangkapan ikan nelayan tradisional di daerah itu," kata Nurysamsu di Toboali, Selasa.
Penghentian operasi kapal isap (KIP) tersebut, menurut dia, juga karena adanya penolakan dari warga pesisir Mempunai Toboali.
"Sebaiknya operasional kapal isap produksi milik perusahaan itu dihentikan karena merugikan nelayan yang mengandalkan hidupnya di wilayah penambangan timah tersebut," ujarnya.
Menurut dia, penambangan timah ini berdampak buruk terhadap nelayan karena akan mengakibatkan hasil tangkapan nelayan semakin berkurang.
"Dampak terhadap ekonomi nelayan pasti ada, kalau KIP tersebut terus beroperasi di wilayah terumbu karang tersebut," ujarnya.
Ketika disinggung mengenai dampak terhadap pemerintah daerah, dirinya menyatakan aktivitas tambang tersebut tidak berdampak apa-apa.
"Penambangan timah di tengah laut tidak berdampak terhadap peningkatan ketersediaan tenaga kerja, pendapatan asli daerah (PAD), jadi tambang ini tidak berdampak positif terhadap pembangunan daerah," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, diminta dinas terkait segera melakukan kajian ulang terhadap izin yang telah dikeluarkan.
"Sebaiknya dinas terkait turun langsung ke lapangan dan melihat dari dekat, jangan hanya menerima laporan saja, sebelum memberikan izin," ujarnya.
Ia juga berharap nelayan agar jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak jelas karena akan merugikan diri sendiri.
"Kami berharap nelayan tetap tenang menyikapi masalah ini dan melakukan rutinitas seperti biasa dan jangan mudah terprovokasi," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015